SURABAYA, Tugujatim.id – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam catatan aktivitas gunung berapi, salah satunya Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, sepanjang Juli 2023.
PVMBG mencatat, selama Juli 2023 aktivitas Gunung Semeru didominasi oleh kegempaan. Di mana, telah terjadi gempa erupsi sebanyak 2.686 kali dan gempa guguran sebanyak 398 kejadian. Sementara itu, awan panas guguran terjadi satu kali.
Kolom erupsi maksimum terjadi di ketinggian 1.000 meter di atas puncak. Sementara itu, awan panas meluncur dari tenggara ke selatan dengan jarak 500 meter dan jarak luncur maksimum 1.500 meter dari puncak.
“Berdasarkan data visual dan aktivitas Gunung Semeru kini berada di tingkat level III (siaga) dan selama Juli 2023 tidak tercatat adanya korban harta maupun jiwa,” tulis Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangannya pada Selasa (01/08/2023).
Mengaca pada data selama dua tahun belakangan, aktivitas Gunung Semeru mengalami fluktuasi dari yang waspada, siaga, hingga awas.
Pada Desember 2021 mengalami kenaikan, tepatnya 16 Desember 2021, pukul 23.00 WIB, dari level III (siaga) meningkat menjadi level IV (awas). Dan bertahan selama satu tahun.
Baru pada Desember 2022, aktivitas Semeru semakin memuncak setelah adanya awan panas mengarah ke sisi selatan dan tenggara sejauh 13 km. Sehingga, dari yang bertahan di level III (siaga) berubah menjadi level IV (awas) sejak 4 Desember 2022.
“Kami sudah mengingat tentang potensi serta hasil pemantauan Gunung Semeru selama Juli 2023, maka terjadi penurunan dari level IV (awas) menjadi level III (siaga) terhitung sejak 9 Desember 2023,” imbuhnya.
Menurut laporan Hendra, sepanjang Juli 2023 kondisi terlihat jelas hingga burem. Pada saat jelas, asap kawah terlihat cukup jelas berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dengan ketinggaian 300-500 meter.
Kendati demikian, PVMBG tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dengan jarak 5 km dan 13 km dari sektor Tenggara (sepanjang Besuk Kobokan).
“Karena tepi Sungai Besuk Kobokan berpotensi menjadi aliran lahar dan perluasan awan panas hingga 17 km dari puncak,” jelas Hendra.
Jika terjadi hujan abu, Hendra mewajibkan masyarakat untuk menggunakan masker ketika berada di luar. Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengamankan stok air bersih dan rajin membersihkan atap rumah dari lontaran abu vulkanis agar atap rumah tidak roboh.
“Kami bersama BPBD Kabupaten Lumajang dan Malang akan gencar sosialisasi terkait bencana awan panas guguran dan lahar atau banjir bandang untuk penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar bantaran sungai,” ujarnya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati