MOJOKERTO, Tugujatim.id – Ada yang berbeda dalam Rapat Awal Semester Gasal 2024/2025 yang digelar satu hari kerja penuh di Auditorium Graha Nuswantara Unim Mojokerto, Rabu (02/10/2024). Di hadapan hampir seluruh dosen Kampus Hijau Panorama ini, tertayang dari laptop Dr Sakban Rosidi MSi selembar kertas A4 bertulisan tangan cukup rapi. Sementara itu, Rektor Unim Mojokerto Dr Muhamad Nur SH MSi tampak santai membaca dan menjelaskan pesan-pesan yang dia tulis sendiri.
“Maaf, saya hanya sempat menulis oret-oretan setelah berdiskusi tadi malam,” kata Muhamad Nur pada Kamis (03/10/2024).
Baca Juga: 5 Rekomendasi HP Gaming 2 Jutaan, Gawai Murah dan Gahar: Lancar Main Game
Ternyata, di tengah jargon “going paperless” munculnya tulisan tangan yang rapi dan readable itu, justru menarik perhatian seluruh peserta rapat.
“Bu Warek MAK harus mengarsipkan itu,” celetuk seorang dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unim yang dengan sigap dijawab “Siap!” oleh Warek MAK Suesthi Rahayuningsih.
Ada dua hal yang menarik perhatian rektor yang pernah menjabat sebagai Sekkota Madiun dan Sekkota Malang ini. Pertama tentang integrasi dan sinkronisasi rumpun mata kuliah institusional atau universitas. Analogi yang digunakan pun berasal dari dunia pemerintahan daerah, yakni asas desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan tugas pembantuan (medebewind).
“Namanya mata kuliah universitas itu kan seperti tugas yang dilimpahkan oleh pusat (dalam hal ini universitas) kepada daerah (dalam hal ini program studi). Karena itu pola dan nomenklaturnya harus sama antara satu prodi dengan prodi lain. Sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah Pancasila, agama, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia,” katanya.
Kedua tentang Pancacita Universitas Islam Majapahit yang mencakup berpemikiran akademik, berkecakapan profesional, berkesadaran religius, bertanggung jawab ekologis, dan berkearifan kultural.
“Jadi ketika saya berfoto-foto di Taman Pancacita awal bulan lalu, saya jadi ingat, bagaimana cita-cita ideal lulusan Unim Mojokerto tersebut diikhtiarkan melalui kurikulum dan kegiatan perkuliahannya. Melalui matakuliah apa saja, cita-cita tersebut dititipkan atau diajarkan,” jelas Dr Muhamad Nur.
Terpisah, Sakban Rosidi menegaskan kembali tugas mendeskripsikan dan mendistribusikan setiap karakteristik kualitatif dari Pancacita Unim Mojokerto baik dalam kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler.
Pertama, pribadi berpemikiran akademik dideskripsikan sebagai individu memiliki kecakapan umum lurus dalam bernalar, cermat dalam mengindra dan jernih dalam berbahasa, serta kecakapan khusus berpikir secara konseptual, teoretik, dan metodologik sesuai disiplin ilmu, teknologi dan seni yang ditekuni. Ini diikhtiarkan melalui kegiatan kurikuler matakuliah dasar keilmuan program studi, dan diperkuat melalui kegiatan ko-kurikuler sekolah penalaran dan sekolah penelitian.
Baca Juga: 5 Gerakan Senam Yoga untuk Pemula ala YouTube Kata Dokter, Efektif dan Mudah Turunkan Berat Badan
Kedua, pribadi berkecakapan profesional dideskripsikan sebagai individu yang bekerja dan berkarya berdasarkan pengetahuan ilmiah yang sahih, inovasi, dan teknologi yang mutakhir, serta nilai etika yang luhur. Ini diikhtiarkan melalui kegiatan kurikuler mata kuliah keahlian program studi, dan diperkuat melalui kegiatan ko-kurikuler Himaprodi.
Ketiga, pribadi berkesadaran religius dideskripsikan sebagai individu yang kuat dalam aqidah, istiqamah dalam ibadah, dan karimah dalam akhlak dan adab. Ini diikhtiarkan melalui kegiatan kurikuler mata kuliah Pendidikan Agama Islam, dan diperkuat melalui kegiatan ko-kurikuler UKM keagamaan dan ko-kurikuler kemasjidan.
Keempat, pribadi bertanggung jawab ekologis dideskripsikan sebagai individu yang merawat kelestarian lingkungan, yang menolak berbuat kerusakan di atas bumi, dan yang sanggup mewariskan lingkungan sehat dan produktif bagi umat manusia. Ini diikhtiarkan melalui kegiatan kurikuler mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, dan diperkuat melalui kegiatan ko-kurikuler UKM Pecinta Alam.
Terakhir, pribadi berkearifan kultural dideskripsikan sebagai individu yang senantiasa bertindak dengan niat hasanah, dengan cara-cara bil-hikmah, dan memberikan akibat maslahah. Ini diikhtiarkan melalui kegiatan kurikuler matakuliah Literasi Budaya Nusantara, dan diperkuat melalui kegiatan ko-kurikuler UKM Budaya dan Seni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati