SURABAYA, Tugujatim.id – Alun-alun Surabaya atau Balai Kota Surabaya menjadi salah satu jujugan favorit bagi warga untuk menghabiskan waktu senggang di sore hari, terlebih saat akhir pekan. Di sana, warga dapat menikmati pertunjukan kesenian secara gratis.
Sejak pukul 15.00 WIB, Balai Kota Surabaya mulai dipenuhi pengunjung. Selain warga Surabaya, tak sedikit yang datang dari luar kota. Terlihat, mereka datang bersama keluarga, teman, dan rombongan.
“Saya niatnya tadi sepulang dari acara terus iseng mampir ke alun-alun, pertama kalinya datang ke sini. Terus ada pertunjukan reog, jadi cukup menghibur, seru banyak penonton juga. Tapi dengan atraksinya, agak menegangkan lihatnya,” ungkap Titik Damayanti (22), salah satu pengunjung yang menikmati pertunjukan itu.
Also Read
Mereka menikmati alunan musik yang dimainkan setiap seniman. Sinkronisasi antara kendang, gong, terompet, dan angklung saling berpadu sempurna.
Saat tari jaranan, tari warok, tari jathilan dipertontonkan, dengan lihainya penari menggerakkan kaki dan tangan sesui dengan tempo musiknya.
Diselingi sedikit komedi, pertunjukan ini semakin mengundang riuh tepuk tangan dan gelak tawa pengunjung.
Sebagai pengunjung dari Kota Gresjk, Titik berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan lebih banyak menampilkan berbagai pertunjukan menarik dan menghibur serta mengedukasi kepada masyarakat.
“Sebenarnya menyenangkan untuk hiburan tapi alangkah lebih baiknya kalau pertunjukan yang bisa menunjukkan edukasinya secara jelas, misalnya opera. Kalau begini, masyarakat akan cuma fokus sama hiburannya saja,” tandasnya.
Kali ini, kesempatan komunitas sanggar seni Gembong Singo Broto Mudho, Ketintang, yang menghibur warga dengan pertunjukan Reog Ponorogo di Balai Kota Surabaua, pada Minggu (26/2/2023) sore.
“Ini pertama kalinya tampil lagi setelah pandemi Covid-19. Dulu, sebelum ada pandemi kita komunitas reog se-Surabaya reguler tampil di sini. Dulu tiap pagi, sekarang diganti tiap sore. Tapi ya sekarang alhamdulillah mulai ramai lagi,” kata Ketua Sanggar Gembong Singo Broto Mudho, Sukraniato kepada Tugujatim.id, pada Minggu (26/2/2023) sore.
Sebagai seniman, kata dia, program yang digagas oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata tersebut cukup membantu untuk melestarikan kebudayaan.
“Merasa cukup senang, karena dengan pertunjukan gratis sudah dianggarkan oleh Pemkot. Jadi kami bisa terfasilitasi untuk tampil,” paparnya.
Dia juga merasa cukup senang dengan animo masyarakat yang tinggi untuk menikmati pertunjukan kesenian yang dia bidangi sejak lama tersebut.
Selain itu, dia juga sempat mengeluhkan anggaran mandiri terkait perawatan alat-alat keseniannya. Biaya topeng reog dengan kepala macan dan hiasan bulu merak yang cantik memang menjadi kendala besar, sebab harganya terbilang cukup tinggi.
“Reog ini sudah tua (alat-alat pertunjukannya). Jadi kami perlu ganti yang baru. Tapi kalau beli itu sangat mahal sekali, apalagi bulu meraknya itu susah dan mahal,” keluhnya.
Sehingga, Sukranjoto berharap pertunjukkan kesenian semakin masif digalakkan oleh pemerintah setempat. Di samping menjadi upaya pelestarian budaya, kegiatan tersebut dapat membantu keberlanjutan kehidupan seniman dalam mengais rezeki.
