Tugujatim.id – Hari raya Nyepi atau disebut tahun baru dalam kalender Saka umat Hindu dikenal sejak abad ke 78 M. Di Indonesia umat Hindu terbesar ada di Bali, wajar jika menjelang hari Raya Nyepi di Bali sangat meriah. Namun sayangnya, tahun ini masih bersamaan dengan pandemi, sehingga kemeriahan itu berubah menjadi perayaan sederhana.
Dilansir dari britadiy, di perayaan Nyepi, umat Hindu berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan, menahan hasrat, tidak bekerja, tidak ke luar rumah, tidak menghidupkan perapian, dan lebih banyak mengucapkan kalimat-kalimat tertentu sebagai pujian pada sang ilahi.
Selain itu, nyepi sendiri bertujuan untuk berdoa memohon kepada Tuhan agar disucikan alam semesta atau Bhuana Agung (Macrocomos) dan alam manusia atau Bhuana Alit (Microcosmos).
Also Read
Tahun baru Saka bagi umat Hindu diyakini sebagai awal pembaruan, terjalinnya toleransi antar umat beragama yang rukun. Keyakinan ini dilatarbelakangi dari sejarah hari raya nyepi sendiri yaitu terjadinya pertikaian antar suku bangsa. Pertikaian terjadi karena adanya keinginan untuk memperoleh kekuasaan.
Dilansir dari Tirto.id, pada awal abad Masehi, India sebagai tempat agama Hindu, tengah mengalami konflik antar suku bangsa. Pertikaian itu memperebutkan tahta kerajaan. Pada masa itu India silih berganti dipimpin raja-raja yang berasal dari beragam suku, seperti Yuwana, Pahlawa, dan Saka.
Pertikaian yang panjang di antara suku bangsa ini berakhir ketika Raja Kaniskha 1, seorang pemimpin suku Saka yang dikenal masyhur berhasil mendamaikan suku-suku tersebut.
Sejak saat itu sistem penanggalan kerajaan di India memakai kalender suku Saka. Kemudian sistem itu dijelaskan dalam Kitab Nagarakertagama, salah satu buku penting umat Hindu yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit. Maka, kemudian tahun Saka resmi digunakan di Indonesia.
Makna Hari Raya Nyepi
Makna hari raya Nyepi adalah untuk memotivasi umat Hindu baik secara ritual maupun spiritual menjaga alam yang menjadi sumber kehidupan. Kemudian, menyetarakan perilaku mulai dari mengambil maupun menaruh kembali secara setara.
Menyepi yang dimaksud agar umat manusia bisa merefleksikan diri, melihat ke dalam diri apakah sudah cukup menjadi manusia yang adil dan bijak.
Rangkaian Upacara Hari Raya Nyepi
Ada beberapa upacara yang dilakukan sebelum Hari Raya Nyepi tiba. Tiga atau dua hari sebelum perayaan Nyepi, umat Hindu melakukan upacara penyucian yang disebut upacara Melasti. Sehari sebelum Hari Raya, mereka melakukan upacara Buta Yadnya di segala tingkatan. Dalam upacara ini dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan masyarakat.
Selanjutnya ada upacara Pengrupukan yang di mana umat Hindu menyebar-nyebar nasi tawur, menyemburi rumah dan pekarangan, dan mengobori rumah serta memukul kentongan hingga bersuara ramai.
Pada perayaan puncak, umat Hindu akan berdiam diri di rumah. Tidak ada aktivitas seperti biasanya. Pada hari puncak ini umat Hindu melaksanakan upacara Catur Brata.
Upacara Catur Brata merupakan penyepian yang terdiri dari amati karya (tidak ada yang bekerja), amati geni (tidak menggunakan api atau menghidupkan api), amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan), dan amati lelungan (tidak bepergian).