Sekolah Daring Terbukti Tak Efektif dan Buat Otak Anak Cepat Lelah

sekolah daring, sekolah online via laptop
Ilustrasi kegiatan belajar atau sekolah yang dilakukan secara daring. (Foto: Pixabay)

Kegiatan belajar secara daring atau online ternyata tak efektif dan justru membuat otak anak cepat lelah. Meski hanya berdiam diri melakukan sekolah daring dari rumah, terdapat banyak faktor yang membuat mereka cepat lelah. Apa saja itu?

Hal tersebut diungkapkan oleh ahli gizi Dr Rita Ramayulis DCN M.Kes dalam webinar Nestle Koko Krunch Nustrismarta, Kamis (19/11/2020) kemarin.

Baca Juga: Orang Kaya Punya Kesempatan Lebih Sukses? Apa Benar?

“Kelihatannya memang hanya berdiam di rumah, tapi jangan salah ini justru membuat anak lelah karena kerja otak yang semakin terbebani,” ujar Rita seperti dilansir Basra, partner Tugu Jatim.

Rita menjelaskan bahwa ketika menjalani sekolah daring, anak harus lebih fokus menangkap pesan yang diterima dari guru secara tidak langsung melainkan melalui perantara media. Anak juga membutuhkan tenaga lebih besar untuk memahami bahasa non verbal guru.

Ketika sekolah daring pula anak merasa selalu diawasi oleh guru maupun teman-temannya karena posisi kamera yang harus selalu on. Ini membuat anak tidak fokus dalam menerima materi pembelajaran.

“Sekolah daring juga membuat anak tidak bisa membedakan waktu antara sekolah dan bermain karena dilakukan di satu tempat (rumah). Belum lagi harus mengerjakan tugas yang begitu banyak,” tukas Rita.

Baca Juga: Kala Burung Kakaktua Jambul Kuning Hanya Tersisa 25 Ekor di Habitat Asli Mereka

Dikatakan Rita, agar otak anak tak cepat lelah dan tetap dapat fokus ketika sekolah daring dibutuhkan sejumlah zat gizi guna menunjang kerja otak. Zat gizi ini dapat tercukupi melalui sarapan sebelum sekolah daring. Sehingga meski sekolah dan di rumah saja, sarapan tetap harus dilakukan anak-anak.

“Sarapan penting bagi anak karena saat tidur anak menggunakan banyak energinya untuk pembentukan hormon pertumbuhan yang akan bertugas merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak serta meregenerasi berbagai sel,” jelasnya.

Dengan demikian, kata Rita, apabila tidak sarapan maka anak tidak mempunyai energi yang cukup untuk proses belajarnya. Tidak sarapan juga berpengaruh terhadap indeks massa tubuh anak.

Dia lantas mencontohkan sarapan bergizi bagi anak yakni yang cukup mengandung karbohidrat komplek, protein, dan susu.

Karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang cenderung lebih sulit dicerna. Oleh karena itu, karbohidrat kompleks biasanya cenderung lebih sehat karena tidak menaikkan gula darah dengan cepat.

Baca Juga: 12 Aplikasi untuk Membuat Hidup Lebih Terorganisir

Beberapa makanan yang termasuk karbohidrat kompleks, diantaranya kelompok umbi-umbian seperti kentang dan ubi, roti, past, jagung, gandum, dan singkong.

Sedangkan protein ada pada daging, unggas, biji-bijian, susu, kacang-kacangan, mentega, dan telur. Kurang asupan protein berisiko menurunkan imunitas. Sementara imunitas dibutuhkan untuk melawan virus yang masuk ke dalam tubuh. (Basra/gg)

 

Sumber Artikel: Berita Anak Surayaba (Basra)