MALANG, Tugujatim.id – Sekolah tatap muka 100 persen di Kota Malang jalan terus meski DPR RI minta tuntaskan vaksinasi anak terlebih dahulu. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Wali Kota Malang, Sujiati, Rabu (5/1/2022).
Aturan sekolah tatap muka 100 persen juga mulai mencuat usai diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang panduan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. .
Namun DPR RI sepertinya berbeda pandangan. Mereka meminta pemerintah untuk menuntaskan vaksinasi anak terlebih dahulu sebelum pembelajaran tatap muka 100 persen dilangsungkan.
Wali Kota Malang, Sutiaji, menanggapi hal tersebut dengan mengatakan bahwa pihaknya akan tetap segera menjalankan pembelajaran tatap muka 100 persen di Kota Malang sesuai SKB 4 Menteri.
“Tetap, walau saat ini Kota Malang PPKM Level 2 pun tetap kita lakukan pembelajaran tatap muka 100 persen,” ujarnya.
Meski begitu, Sutiaji juga tetap menginstruksikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang untuk terus memantau perkembangan jalannya pembelajaran tatap muka.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menjelaskan bahwa pembelajaran tatap muka 100 persen direncanakan akan dilangsungkan bertahap mulai pekan depan.
“Iya diterapkan pekan depan sudah berjalan. Kami sudah melaksanakan vaksinasi anak. Insyaallah jadi,” ucapnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka 100 persen itu, Suwarjana juga mengatakan bahwa lembaga pendidikan tak perlu meminta izin wali murid.
“Kalau di dalam bahasa SKB 4 Menteri satuan atau lembaga pendidikan wajib melakukan pembelajaran tatap muka. Jadi tidak perlu izin orang tua karena ada bahasa wajib,” tuturnya.
Meski begitu, pihaknya akan tetap melakukan sosialisasi kepada wali murid terkait pembelajaran tatap muka 100 persen ini.
Dia juga menyampaikan bahwa pihanya tidak akan memaksa wali murid untuk mengizinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka 100 persen. Namun, pihaknya menegaskan tidak akan menyediakan sekolah daring.
“Monggo tidak apa-apa (tidak menyetujui). Kami tidak melayani daring. Karena ini 100 persen. Ya, resikonya seperti itu (agar) bisa memahami sendiri,” jelasnya.
Suwarjana menjelaskan saat ini vaksinasi anak usia 12 tahun ke atas sudah mencapai 100 persen. Namun vaksinasi anak usia 6-11 tahun masih mencapai sekitar 50 persen.