BOJONEGORO, Tugujatim.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro mencatat ada 112 kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam kurun waktu 1-17 Desember 2022. Bahkan akibat kasus DBD, 2 orang di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bojonegoro dr Whenny Dyah Prajanti mengatakan, tren kasus penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti itu mulai mengalami kenaikan sejak November 2021, seiring dengan musim hujan yang terjadi di wilayah Bojonegoro.
“Karena ketika hujan, kemudian banyak genangan air sehingga nyamuk-nyamuk mudah menetas,” jelasnya kepada Tugu Jatim, Senin (17/01/2022).
Terhitung pada 1-17 Januari 2022, dinkes mencatat 112 kasus DBD dengan rincian kasus terbanyak tercatat di Puskesmas Kalitidu sebanyak 15 kasus dan Puskesmas Wisma Indah 15 kasus. Dari jumlah tersebut, 2 orang di antaranya meninggal dunia, yaitu di Kecamatan Kedungadem dan Trucuk.
Whenny mengungkapkan, untuk mengatasi kasus DBD semakin meluas, pihaknya telah melakukan berbagai cara, di antaranya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta penyuluhan kepada masyarakat.
Tindakan pemberantasan sarang nyamuk, Whenny melanjutkan, dilakukan dengan membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) nyamuk di setiap keluarga, bisa dari kepala keluarga atau anggota keluarga yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk memberantas sarang jentik nyamuk di masing-masing rumah.
Dinkes juga akan melakukan fogging atau pengasapan terhadap daerah yang terindikasi adanya DD (demam degue), tiga kasus demam tanpa sebab, dan pada rumah yang ditemukan jentik lebih dari 5 persen. Namun, menurut dia, masyarakat tidak bisa hanya mengandalkan fogging bagi daerah terindikasi, karena tidak bisa membunuh telur dan jentiknya, namun juga harus disertai PSN.
“Nyamuk merupakan hewan dengan metamorfosis sempurna dari wujud jentik hingga jadi nyamuk dewasa, 1 nyamuk tersebut dapat bertelur hingga 100 butir telur. Jadi tidak bisa kalau hanya diberantas nyamuk dewasa saja, tapi jentiknya juga harus diberantas,” lanjutnya.
Wheny berharap, agar masyarakat memiliki kesadaran tersendiri untuk selalu membersihkan lingkungan dan terutama tempat-tempat yang rawan dijadikan sarang bagi nyamuk untuk bertelur.
“Kami harapkan masyarakat juga tetap melakukan gerakan PSN tadi dan semoga kasus DBD khususnya di Kabupaten Bojonegoro ini segera mengalami penurunan bahkan agar segera hilang,” ujarnya.