BANDAR LAMPUNG, Tugujatim.id – Ulama nusantara terdahulu telah banyak memberi inspirasi bagi generasi sekarang terutama menyangkut pola dan cara meneguhkan jati diri sebuah bangsa. Melalui khazanah pemikiran mendalam yang tertuang dalam banyak manuskrip, para ulama nusantara telah meletakkan fondasi yang kokoh bagaimana sebaiknya beragama dan berbangsa.
Namun disayangkan, hingga saat ini tidak sedikit generasi cenderung melupakan keberadaannya dan lebih senang menerima hal-hal baru yang belum pasti manfaatnya.
Atas dasar itu, para filolog tanah air dan pegiat manuskrip pesantren merancang berbagai upaya untuk membangun serta meneguhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya melestarikan khazanah turots Nusantara.
Melalui momentum perhelatan Muktamar NU Ke-34 di Bandar Lampung, para filolog dan pegiat manuskrip menyelenggarakan beberapa agenda sebagai tindaklanjut dari pertemuan di komplek makam Syaikhana Muhammad Kholil Bangkalan Martajasah Bangkalan. Pertemuan ini merekomendasikan untuk membentuk wadah yang diberi nama “Nahdlatut Turots.”
Sebagaimana disampaikan oleh Prof Dr KH Oman Fathurrohman, Kepala Pengasuh Pesantren Al Hamidiyah Depok, dalam sambutan pembukaan Seminar Nasional Nahdlatut Turots bahwa meskipun kurang begitu cepat, namun masih sangat perlu melakukan advokasi terkait turots karena Nahdlatul Ulama (NU) sebagai komunitas intelektual menjadi lokomotif dalam membangkitkan turots ulama nusantara.
Selain itu, menurut Prof Oman, juga diperlukan kekuatan, keinginan, dan semangat memperbanyak dinamika kebangkitan khazanah turots ini. Maka Nahdlatut Turots ini perlu untuk dilembagakan dan diinstitusikan. Harapannya, nanti akan semakin banyak santri yang melakukan pengkajian teks sastra filologi keislaman, seperti sastra, fikih, tasawuf, dan sebagainya.
Lebih lanjut, kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari pada 21-22 Desember 2021 di Lantai 3 Rektorat Lama, UIN Raden Intan Lampung. Beberapa agenda yang telah disiapkan antara lain Deklarasi Nahdlatut Turots, Seminar Nasional Nahdlatut Turots, dan Pameran Manuskrip Pesantren.
Adapun para narasumber seminar akan dibagi menjadi tiga sesi yaitu KH Miftachul Akhyar, Rais Aam PBNU, sebagai keynote speaker, Prof Dr KH Oman Fathurrahman, guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan topik Turots dan Peradaban Global.
Kemudian, A Ginanjar Sya’ban Lc MA, peneliti turots dan dosen UNUSIA Jakarta, dengan topik Turots dan Peradaban Nusantara, Dr Mahrus el-Mawa MAg, dosen Pascasarjana UNUSIA Jakarta, dengan topik Potret Turots Nusantara dalam Studi Keislaman, KH Mujab Mashudi MA PhD, dosen Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan topik Strategi Pengembangan Turots Pesantren.
Gus Ulil Abshar Abdalla, intelektual NU dan pengasuh ngaji online kitab Ihya Ulumuddin, dengan topik Tantangan Turots Pesantren di Era Digital, dan Dr KH M Afifuddin Dimyathi Lc MA, Pengasuh Pesantren Darul Ulum Jombang & Penulis Kitab-kitab Pesantren.
Sebagaimana penjelasan dari Ketua PW LTN NU Jawa Timur yang menjadi penanggungjawab kegiatan ini menyebutkan bahwa secara khusus kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan syiar Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah berbasis turots, membangun kesadaran kolektif bahwa “manuskrip ulama nusantara adalah kita”, membumikan spirit dakwah Islam di era digital, dan membangun konsolidasi santri dan para pegiat turots nusantara.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama panitia Muktamar NU Ke-34, PW LTN NU Jawa Timur, UIN Raden Intan Lampung, Pemerintah Kabupaten Bangkalan Madura Jawa Timur, dan Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan. (*)