PASURUAN, Tugujatim.id – Wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) sangat berdampak pada menurunnya penjualan sapi jelang Hari Raya Idul Adha di Kabupaten Pasuruan. Meski seluruh pasar hewan di Kabupaten Pasuruan sudah dibuka kembali, tapi para pedagang sapi masih mengeluh sepi pembeli saat musim kurban.
Berdasarkan pantauan Tugu Jatim, pada hari pertama dibukanya di Pasar Hewan Grati, hanya terlihat satu pedagang sapi yang berjualan pada Sabtu (02/07/2022). Sapi-sapi yang dijual pun hanya yang anakan saja. Jumlahnya pun jauh lebih sedikit dibanding penjual kambing kurban.
Menurut Taram, 45, pedagang sapi, penjualan pada musim kurban tahun ini menurun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Hari pertama buka ini sepi, sepi sekali, gak ada peningkatan penjualan,” ujar Taram.
Dia menjelaskan, dari 11 sapi yang dijual sejak pagi, hanya dua sapi yang laku dibeli. Selain itu, bakul sapi asal Desa Sumberdawesari ini hanya menjual sapi-sapi anakan.
Dia mengaku kesulitan mencari para peternak yang mau menjual sapi-sapi dewasanya. Para peternak karena takut risiko sapi dewasanya sakit dan tertular PMK.
“Berhubung keadaan seperti ini, jadinya peternak takut keluarkan sapi besar, risiko, modalnya kan juga besar. Akhirnya jualannya ya pedhet (anakan sapi) ini,” ungkapnya.
Sementara itu, petugas teknis Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan wilayah Kecamatan Grati Tri Sakti Sugondo menjelaskan, kondisi pasar hewan sepi juga karena masih ada pembatasan dari dinas. Menurut Tri, selain ternak yang dijual harus berasal dari wilayah kecamatan setempat, pihaknya juga mengecek kesehatan ternak yang datang ke pasar.
“Mungkin sepi memang baru pertama dibuka lagi. Selain itu, kan memang masih dibatasi. Kalau sapi-sapi sendiri yang datang cuma pedhet-pedhet (anak-anak sapi) saja yang sehat-sehat,” ujarnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim