INKONSISTENSI KOSMOS
Oleh: Fajrus Shiddiq
Haruskah Ada Puisi di Meja Makan?
/1/
Hidangkan puisimu di meja makan,
mari nikmati bersama!
Seru penyair yang menyamar jadi kritikus, kepadaku
Haruskah ada puisi di meja makan?
Tanyaku.
Sebab layar tivi tak hentinya
Menonton tingkah kita di meja makan
Tapi luncas menyaksikan kata-kata
Seraya tivi merapik:
“Kemejamu, kaulah penyair itu!
rambut gondrongmu
dengkulmu
dan caramu mengepulkan asap,”
Lalu kau tepuk pundak kiriku dan bilang:
Kepulkan asap lebih banyak lagi, penyair!
Ruang makan jadi penuh asap
Tak ada lagi yang bisa disaksikan,
apalagi dibaca.
/2/
Pemuja puisi jadi kelaparan
Lantaran di meja itu
Puisi hangus
Menyisakan bau uranus
Lagi-lagi
Haruskah puisi ada di meja makan?
Sedang kritikus pada nyanyi
Sedang narcissus pada nari
Biar lapar pemuja puisi
Mengais bahagia nikmati asap sendiri,
di kamar mandi
/3/
Haruskah ada puisi di meja makan?
Kalau sudah itu dibuang ke tong sampah
Kata-kata berserakan
Menyapa sekumpulan sampah lainnya
Lantas pergi
Mencari nasib sendiri
Entah dikoyak kucing
atau dijilat anjing
Sajak Bahagia
/
Petuahmu Socrates,
benar sekali
Aku jadi berbahagia sama sajakku
dan Plato tetap jadi filosof
/
Aku tulis sajak ini penuh cinta
Sedang gembel mlarat gapai cita
Penyair Lapar
/
Penyair lapar termangu di trotoar
Nemu pamflet isi syair
Sejak itu kata-kata buatnya memoar
Penyair pergi memikul kapas dan air
Puisi Noctrun
/
Penyair membatik senja
Penyair melukis malam
Penyair menyapa hening
Puisi sepi sendiri
Februari 2020
Fajrus Shiddiq, adalah nama pena dari Fajrus Sidiq (nama KTP).
Penulis antologi puisi Copet Sial (2019)
Jebolan Sanggar Sastra Al-Amien (SSA)
Badan Pengurus Harian Seni Sastra Dewan Kesenian Malang (DKM) 2020