SIDOARJO, Tugujatim.id – Banyak cara yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mengurangi tingkat stres pada anak saat belajar. Salah satunya bisa dilihat dari penerapan mata pelajaran tidur siang di SD Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo, Jawa Timur.
Belakangan, sekolah yang berlokasi di Kelurahan Jumputrejo ini viral setelah beredar adanya jam tidur siang bagi siswanya. Tentu saja, sistem ini cukup jarang ditemukan di sekolah lain, termasuk sekolah negeri.
SD Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo sendiri merupakan salah satu sekolah swasta yang menerapkan sistem pembelajaran full day untuk anak didiknya.
Berdasarkan aturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pembelajaran full day dilakukan dari jam 6.45 hingga 15.30 atau delapan jam dalam sehari, dan dua kali istirahat. Kegiatan belajar ini mengacu pada kurikulum 2013.
Bagi siswa kelas satu dan dua sekolah dasar, belajar dalam waktu yang lama akan terasa membosankan dan membuat tubuh mudah lelah. Sehingga, bisa menyebabkan anak-anak kurang fokus dalam menyerap pelajaran. Itulah faktor yang melatarbelakangi terciptanya mata pelajaran tidur siang di SD Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo.
“Sistem ini tidak terinspirasi dari negara manapun tapi berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya. Kalau anak-anak full day ini saya kira capek, kurang konsentrasi, jadi anak-anak kalau habis tidur siang lebih fresh. Kalau berangkat pagi kan fresh, pulang harus juga fresh.” kata Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo, Anas Fikri, pada Senin (4/12/2023).
Dari pukul 13.00-14.00 WIB, anak-anak akan mulai diarahkan untuk tidur dengan iringan murotal ayat-ayat suci Al-Qur’an. “Ada bantal dan karpet. Bantalnya bawa sendiri-sendiri. Sambil dilantukan murotal,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tugujatim.id di lapangan, para siswa memang terlihat nyenyak. Bahkan, beberapa dari mereka terdengar mendengkur.
Mata pelajaran tidur siang mulai diterapkan SD Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo sejak memasuki tahun ajaran baru 2023/2024, tepatnya bulan Juli 2023. Namun, mata pelajaran ini hanya diperuntukkan untuk kelas satu dan dua saja.
“Kalau kelas satu dan dua itu kan mereka transisi dari TK ke SD. Jadi, butuh adaptasi untuk pola pembelajarannya. Ke depannya kami juga tidak menerapkan ke siswa kelas tiga sampai enam karena mereka sudah bisa mengatur sendiri pola belajarnya,” tutur Anas.
Berjalan selama kurang lebih lima bulan, Anas mengaku bahwa anak-anak semakin fokus dalam menangkap pelajaran. “Evaluasi beberapa bulan terakhir ini, memang minggu pertama dan kedua itu kurang kondusif karena program baru. Setelah itu mulai kelihatan fokusnya, pas pelajaran mereview itu mereka lebih fresh,” ujarnya.
Berkonsultasi dengan pakar, Anas mengungkapkan bahwa adanya mata pelajaran tidur siang berdampak baik bagi fisik dan psikis. Namun, akan berdampak buruk juga bila durasi tidur melebih batas yang ditentukan.
“Kami sharing dengan dokter bahwa diperkenankan tidur siang itu bagus. Namun, ada persyaratan tidak boleh lebih dari jam empat sore karena malah akan mengganggu konsentrasi belajar dan pertumbuhan anak, daya ingatnya akan hilang,” jelasnya.
Selain menerapkan tidur siang, untuk mengurangi stres pada siswa, SD Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo juga menghapus pekerjaan rumah (PR). Juga menerapkan pengembangan skill berupa pelajaran berkebun dan berternak.
Mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk wali murid, sejak adanya mata pelajaran tidur siang, SD Muhammadiyah 4 Zamzam Sidoarjo mulai kebanjiran pendaftaran hingga dua kali lipat di tahun ajaran 2024/2025 mendatang.
“Sekarang kelas satu itu 64 siswa, kelas dua itu 55 siswa, total empat kelas. Nah, di tahun ajaran 2024/2025, bayak respons wali siswa untuk menyekolahkan di sini. Hingga saat ini sudah empat rombel (rombongan belajar) yang daftar, itu kelas satu,” paparnya.
Anas berharap, meski belum mendapat respons dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, sistem mata pelajaran tidur siang dapat dicontoh oleh sekolah-sekolah lain yang menerapkan pembelajaran full day.
“Kami berharap agar program ini dapat berjalan dengan lancar dan baik, perlu support dan dukungan dari semua pihak, termasuk wali siswa. Ke depannya bisa menjadi acuan untuk sekolah lain yang full day tidak terlalu memforsir anak-anak untuk belajar. Jadi ada istirahatnya karena sangat penting sekali untuk meningkatkan konsentrasi belajarnya,” pungkasnya.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti