“Mungkin itu tahun terburuk dalam hidup. Lulus S1, bertemu dengan teman, adik kuliah, mengenakan pakaian formal. Di situ saya merasa gagal,” bebernya.
Namun hal tersebut akhirnya terbayar tuntas kala jasa pembuatan videonya mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
“Mungkin sekarang sekitar Rp 30-an (juta, red). Itu bersih,” bebernya.
Memiliki 5 Pegawai Tetap, dan 10 Pekerja Freelance

Tentu saja, untuk mendapatkan penghasilan sebesar Rp 30 juta setiap bulan tak mudah. Sebab, ia juga harus mengerjakan banyak pesanan video promosi yang unik dan menarik. Mulai dari konsep awal, membuat script, proses syuting, hingga editing yang terbilang mamakan waktu. Bahkan jumlah pesanan video bisa mencapai puluhan setiap bulannya
“40 sampai 60 video (pesanan video setiap bulan, red), lah,” beber Stevan.
Karena itu, bisnisnya pun terus berkembang. Tak heran, kali ini ia tengah memiliki total 5 pegawai tetap yang hampir setiap hari bekerja di rumahnya yang kini telah disulap menjadi kantor sekaligus studio untuk rekaman video-video buatannya.
“Awalnya tahun 2018 dulu hanya aku dan editor, sekarang ada 5 pegawai tetap, dan 10 freelance,” bebernya Stevan.
Ia menjelaskan bahwa kebanyakan freelance merupakan aktor atau model yang bakal tampil di iklan video buatannya. Sedangkan sisanya juga merupakan editor video dan juga desainer.
Biaya Jasa Pembuatan Video Iklan Mulai Rp 150 Ribu
Pembuatan video marketing di Unfaedah Marketing bisa dibilang murah dan terjangkau. Bagaimana tidak, cukup dengan merogoh kocek Rp 150 ribu saja, konsumen bisa mendapatkan video buatannya.
“Sementara ini (range harga) Rp 150 ribu sampai Rp 800 ribu,” ujarnya.
Ketika ditanya terkait apakah tidak rugi dengan mematok harga tersebut, ia menyatakan bahwa memang pasarnya adalah para online shop dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Memang pasarnya itu, online shop biasanya budget marketing juga tidak banyak,” terangnya.
Ia mengaku sejauh ini tidak rugi lantaran banyak yang memesan video di harga yang lebih tinggi.
“Jadi itu (Rp 150 ribu) hanya harga terendah, sebagian besar banyak yang memesan di harga Rp 350 atau lebih,” imbuhnya.
Karena banyaknya ragam media sosial, selain di Instagram dan Twitter, kini ia juga mulai mengenalkan dirinya di TikTok maupun YouTube.