MALANG, Tugujatim.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali memperpanjang stimulus restrukturisasi kredit hingga 2023. Hal ini dilakukan sebagai mengungkit sektor usaha dan keuangan untuk kembali tumbuh dalam masa pandemi Covid-19.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menjelaskan bahwa melalui perpanjangan stimulus yang tertuang dalam POJK 48 tentang restrukturisasi kredit perbankan tersebut, perekonomian pada 2023 mendatang diproyeksikan akan kembali normal.
“Di 2023 ini kita harapkan semua kembali normal, APBN kita defisitnya juga dibawah 3 persen. Sehingga ini sejalan dengan stimulus kita yang kita harapkan di 2023 semua sektor bisa normal kembali,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/9/2021).
Menurutnya, perpanjangan stimulus restrukturisasi kredit hingga Maret 2023 tersebut sangat relevan bagi sektor usaha dan keuangan dalam merancang strategi dan menghindari terjadinya gejolak pada saat POJK 48 berakhir pada 2 September 2021 lalu.
“Target utama dari kebijakan kita adalah mendorong pengusaha UMKM bisa go internasional karena sektor ini potensinya luar biasa, sehingga UMKM menjadi prioritas kami,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristyana menambahkan bahwa perpanjangan stimulus restrukturisasi kredit juga dilakukan demi menjaga momentum stabilitas kinerja debitur dan perbankan.
“Dimana, pertumbuhan ekonomi kita sudah cukup baik sekitar 7 persen dan stabilitas perbankan juga terjaga. Maka kita harap momentum ini bisa tetap terjaga sehingga dapat melanjutkan perannya dalam pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Selain itu, perpanjangan stimulus yang tertuang dalam POJK 48 tersebut juga untuk memberikan kepastian kepada pebisnis dan perbankan dalam menentukan dasar perancangan strategi bisnis kedepannya.
“Yang tidak kalah penting, kebijakan ini juga memberikan kepastian kepada pengusaha dan perbankan agar bisa mengambil ancang ancang. Karena sekitar September biasanya mulai merancang rencana bisnis,” paparnya.
“Maka kebijakan ini kita perpanjang agar mereka bisa lebih baik dan bisa merancang strategi bisnis dengan lebih akurat. Ini beberpa hal yang menjadi dasar kita memperpanjang stimulus POJK 48,” imbuhnya.