SURABAYA, Tugujatim.id – Kamu pencinta kuliner di Kota Surabaya, Jawa Timur? Kalau iya, kamu pasti tidak asing dengan Rawon Setan, kuliner legendaris yang sudah ada di Surabaya sejak 1952 atau 72 tahun. Tempat ini tidak hanya terkenal karena kelezatannya, tetapi juga sejarah dan keunikan penyajiannya. Yuk, simak pembahasannya sampai akhir!
Selain rujak cingur dan tahu tek, Surabaya punya hidangan khas yang tidak kalah istimewa, yaitu rawon. Kamu pasti langsung mengenali rawon dari kuahnya yang gelap dan cita rasa yang khas. Warna hitam pada kuah rawon berasal dari keluak, bumbu utama yang memberikan aroma dan rasa mirip kacang.
Rawon bukan hanya soal rasa, tetapi juga memiliki sejarah yang panjang. Hidangan ini dipercaya telah ada lebih dari seribu tahun lalu, bahkan nama rawon juga tercatat dalam Prasasti Taji dari tahun 901 Masehi yang ditemukan di kawasan Ponorogo, Jawa Timur. Pada masa itu, rawon disebut rarawwan yang berarti sayur rawon.
Baca Juga: Film Indonesia Heartbreak Motel, Kisah Cinta Segitiga Laura Basuki Jadi Favorit di Netflix
Uniknya, rawon dahulu dikenal sebagai makanan rakyat jelata. Namun, seiring berjalannya waktu, hidangan ini naik kelas dan menjadi makanan yang disukai oleh kalangan bangsawan dan raja. Dari dulu hingga kini, rawon tetap mempertahankan ciri khasnya yang berkuah gelap dan bercita rasa unik.
Rawon biasanya dihidangkan dengan potongan daging sapi yang empuk dan tauge kecambah yang segar. Pelengkap seperti taburan bawang goreng, sambal, telur asin, hingga kerupuk sering ditambahkan untuk memperkaya rasa. Kombinasi tersebut menjadikan rawon makanan yang sulit untuk ditolak.
Rawon Setan, Ikon Kuliner Surabaya
Di antara banyaknya penjual rawon di Surabaya, salah satu yang paling ikonik dan diminati adalah Rawon Setan. Berlokasi di Jalan Embong Malang Nomor 78/I, tempat ini menjadi tujuan wajib bagi para pencinta kuliner.
Nama Rawon Setan mungkin membuat kamu berpikir bahwa hidangan ini sangat pedas. Namun, sebenarnya nama ini berasal dari jam buka kedainya yang unik pada masa lalu, yaitu dari pukul 24.00 hingga 03.00 atau hanya 3 jam saja.
Rawon Setan kali pertama dirintis oleh Mbah Musiati pada 1952. Awalnya, kedai ini melayani para pekerja malam yang mencari makanan hangat dan mengenyangkan di dini hari.
Seiring berjalannya waktu, Rawon Setan semakin populer dan akhirnya pindah ke lokasi saat ini pada 1990-an. Kini, kedai ini tidak lagi buka di tengah malam, tetapi melayani pengunjung sejak pagi hingga malam hari.
Sensasi Mencicipi Rawon Setan
Hidangan rawon di tempat ini dibanderol mulai dari Rp50 ribuan. Kamu akan mendapatkan lima potong daging rawis atau iga berukuran sedang yang empuk dan juicy, lengkap dengan kuah rawon yang aromanya menggoda.
Kuah dari rawon semakin lezat ketika dicampur dengan sambal merah cair yang tersedia di kedai. Nasi rawonnya juga disajikan dengan tauge pendek yang segar dan sambal terasi di sisi piring.
Taburan bawang goreng di atasnya menambah rasa gurih yang istimewa dan memikat. Kalau kamu ingin menambahkan lauk, Rawon Setan menyediakan pilihan seperti paru goreng, tempe goreng, perkedel, telur asin, dan daging empal.
Rahasia Ketenaran Rawon Setan
Selain cita rasanya yang lezat, Rawon Setan juga menjadi magnet bagi wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. Tidak sedikit artis dan pejabat yang mampir untuk mencicipi rawon di sini. Ketenaran Rawon Setan tidak hanya karena namanya yang unik, tetapi juga konsistensi rasa dan kualitas daging yang mereka gunakan.
Baca Juga: Cocok untuk Liburan! OPPO Find X8 Series Hadir dengan Kamera Flagship dan Flux Theme
Daging rawis atau iga yang disajikan di sini memiliki lapisan lemak yang juicy, memberikan sensasi meleleh di mulut. Jika kamu menyukai rasa pedas, sambal merah cairnya akan membuat pengalaman makan rawon semakin tidak terlupakan.
Isi Hati Konsumen yang Telah Mencicipi Rawon Setan
Kritik dan pujian juga dilayangkan beberapa konsumen yang telah mencicipi Rawon Setan melalui ulasan Google Maps. Salah satu kritik datang dari akun @Muham** Ih** yang berpendapat bahwa pelayanan dari tempat ini kurang baik dan tidak menghiraukan teguran konsumen.
“Datang karena ingin mencoba rawon yang terkenal, lokasinya juga dekat dengan tempat menginap. Makanannya enak. Tapi pelayanannya jelek. Pas lagi makan, pelayannya ngelap sendok sampai berisik banget. Sudah ditegur, makin sengaja semakin nyaring. So bad to treat your customers like that 👎🏻 Makanan enak jadi sia-sia,” kritiknya.
Di sisi lain, Warung Setan juga mendapatkan pujian dari akun @Rid** Fa** yang berpendapat bahwa tekstur daging dari rawon ini lembut serta rasa dari kuah rawon ini gurih.
“Daging sapi kuah warna hitam. Tekstur dagingnya lembut, rasa kuahnya gurih nikmat. Cocok disantap ketika masih panas. Ditambah dengan lauk tambahan seperti telur asin, paru, perkedel, tempe/tahu goreng, empal daging, atau sate kulit/telur puyuh. Jika suka dengan kerupuk, makin nikmat lagi dengan ditambah kerupuk,” pujinya.
Itulah pembahasan mengenai keunikan rasa, sejarah, dan ulasan konsumen Rawon Setan di Surabaya, Jawa Timur. Rawon Setan merupakan bukti bagaimana sebuah hidangan tradisional bisa bertahan dan terus berkembang di tengah perubahan zaman. Jadi, apakah tertarik untuk mengunjunginya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Ebenhaezer Parningotan Silaban/Magang
Editor: Dwi Lindawati