BATU, Tugujatim.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu menargetkan angka kasus stunting pada 2021 di Kota Batu berada di bawah 10 persen. Target itu difokuskan demi menekan kasus stunting untuk dapat mencetak generasi sehat dan berkualitas.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Batu Hayati menuturkan, pencapaian kasus stunting di Kota Batu pada 2020 sebesar 23,8 persen dari keseluruhan balita di Kota Batu.
Sementara berdasarkan data program Bulan Timbang pada Februari 2021, angka stunting Kota Batu mencapai 14,8 persen dari 7.000 balita yang mengikuti program. Disebutkan, data balita dengan usia 6 hingga 60 bulan di Kota Batu terdapat sekitar 12.000 balita.
“Untuk target nasional, angka stunting ditargetkan bisa turun menjadi 14 persen. Sedangkan untuk Kota Batu menargetkan angka stunting di bawah 10 persen,” ujarnya.
Saat ini pihaknya terus berupaya melakukan percepatan penanganan kasus ini. Dia mengatakan, pihaknya juga telah memiliki empat program untuk menekan kasus stunting.
Salah satunya pemberian makanan tambahan (PMT) kepada seluruh balita, baik kategori stunting dan non stunting. Selain itu, PMT juga akan diberikan kepada ibu hamil sebagai pemenuhan asupan nutrisi janin.
Kedua, melalui program pelatihan dan workshop pemberian makan pada balita (PMBA). Ketiga, program penimbangan dan pengukuran balita. Keempat, rekrutmen dokter konsultasi spesialis anak demi menunjang program percepatan penanganan stunting.
Menurut dia, saat ini ada lima lokasi yang terdapat kasus stunting tertinggi di Kota Batu. Di antaranya, Desa Giripuro dengan 108 kasus, Desa Junrejo (99 kasus), Kelurahan Sisir (95 kasus), Kelurahan Temas (92 kasus), dan Desa Gunungsari (87 kasus).
“Lima kasus tertinggi ini akan kami dahulukan penanganannya. Kami akan melakukan penanganan stunting mulai dari yang tertinggi terlebih dahulu,” tuturnya.