Tugujatim.id. Bagi para penggemar genre film thriller, mungkin sudah tak asing lagi dengan film yang berjudul “Profile”. Film yang disutradarai Bekmambekov ini memang telah rilis pada tahun 2018 lalu, tapi belakangan menjadi viral kembali.
Memang “Profile” menceritakan hal yang masih relevan dengan kehidupan kita hari ini, yaitu soal internet siber. Saat ini, dunia siber menjadi dunia yang betul-betul riil bagi kita semua, bahkan kita seolah sudah tak bisa hidup tanpanya.
Namun dibalik kebutuhan kita pada dunia siber ini, ternyata ada realitas yang menakutkan sebagaimana digambarkan oleh “Profile.” Inilah mungkin sebab mengapa film ini menjadi viral kembali akhir-akhir ini.
Film “Profile” mengisahkan seorang jurnalis investigasi yang diperankan Valene Kane sebagai Melody atau Amy. Dia menyamar sebagai mualaf bertujuan untuk menjebak perekrut ISIS (Islamic Statae of Iraq and Suria) di media social facebook. Sementara itu, sang perekrut ISIS, bernama Bilel diperankan oleh Shazad Latif.
Film ini dimulai dengan Melody membuat akun facebook palsu. Dia berpura-pura menjadi seorang mualaf muda bernama Melody Nelson. Lalu, dia mengklik tombol like pada beberapa video dan gambar jihadis di suatu halaman facebook.
Dia mulai menerima pesan pengintaian dari Bilel yang senang dengan emoji like. Kemudian Melody dan Bilel melakukan percakapan Skype tentang apa yang mendorong pertobatannya dari kehidupan yang seharusnya indah di Suria.
Setelah percakapan itu, Melodi mendapat beberapa petunjuk dari rekannya Lou Karim diperankan Amir Rahimzadeh. Dia seorang pria ahli IT (Information Technology) yang juga berasal dari keluarga muslim. Lou mengatakan tentang apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak boleh dikatakan pada Melody saat berhadapan dengan Bilel.
Selain perkataan juga tentang tingkah laku, bahwa dihadapan Bilel, Melody tidak boleh menatap matanya dan harus sering tersenyum dan menunduk.
Melodi pada awalnya berhati-hati. Sang produser, Vick menugaskan Lou untuk merekam obrolan Skype Melody dengan Bilel. Ibu Lou berasal dari Suriah, sehingga dia dengan cepat memberi petunjuk pada Melody untuk mengarahkan matanya ke bawah saat di layar dan menyembunyikan tatonya.
Tapi ketika Melody terlibat lebih jauh dalam cerita Bilel, dia merasa nyaman. Kemudian mencuri waktu untuk berbicara dengan Bilel tanpa Lou di telepon. Inilah detik-detik di mana Melody sudah baper terhadap Bilel, dan pada akhirnya dia terjebak dalam perang sang perekrut ISIS tersebut.
Film ini mengungkapkan sesuatu yang nyata tentang bagaimana kita bisa jatuh cinta meskipun melalui pertemuan online. Apa yang dilakukan Melody yang menjebak ISIS adalah suatu kecerobohan karena justru dia yang terjebak sendiri dengan ISIS.