PASURUAN, Tugujatim.id – Wabah virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika yang menjangkiti ternak babi di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan terus meluas. Jumlah ternak babi mati terus bertambah dari sebelumnya 70 ekor kini tembus 170 ekor.
“Desa Sedaeng sudah 150 ekor yang mati, di Desa Wonokitri 20 ekor yang mati,” ujar dr Ainut Alfiah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Minggu (2/3/2025).
Jumlah Babi Mati Melonjak Drastis
Alfiah menyatakan virus ASF memang sangat berbahaya untuk ternak babi. Kematian babi di Pasuruan kali ini melonjak drastis. “Kasus kematian babi yang kali ini, naik secara drastis,” terang Alfiah.
Pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada para peternak terkait beberapa langkah pencegahan untuk menekan angka kematian babi. Langkah-langkah itu meliputi penerapan biosekuriti dan manajemen peternakan yang baik, pengobatan dan isolasi bagi babi yang sakit, pengawasan lalu lintas babi yang ketat serta penyemprotan desinfektan secara rutin di kandang.
“Tentunya kami juga meminta para peternak untuk kooperatif. Apabila ada ternaknya yang terindikasi, bisa segera melaporkan. Supaya ada penanganan yang lebih maksimal,” tandasnya.
BACA JUGA: Puluhan Babi Mendadak Mati Milik Peternak Pasuruan Dipastikan Karena African Swine Fever
Puluhan ekor babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dilaporkan mati sejak awal Februari 2025. Jumlah babi yang mati saat ini mencapai 170 ekor.
Pihak dinas juga telah menurunkan tim ke lokasi untuk mengambil sampel darah babi. Sampel itu diuji ke laboratorium demi memastikan penyebab kematian babi. Hasil uji lab babi mati massal karena African Swine Fever (ASF).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Laoh Mahfud
Editor: Darmadi Sasongko