NGANJUK, Tugujatim.id – Tim Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (Abdimas IKM FIK UM) memberikan edukasi mengenai cara pengukuran antropometri menggunakan media berupa video edutainment pada kader di wilayah Puskesmas Baron, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Kegiatan itu diselenggarakan di balai desa setempat yang dihadiri oleh tenaga kesehatan puskesmas pembantu (pustu) Desa Jekek, tenaga kesehatan Puskesmas Baron, dan ibu kader balita Desa Jekek dan Desa Mabung, pada 25 Juli 2023.
Tim itu terdiri dari Farah Paramita SGz MPH, Mika Vernicia H SKM MP, Septa Katmawanti SGz MKes, dan Nohan Arum R MKKK. Tim ini juga dibantu mahasiswa IKM yaitu Aqila Pakerti, Putri Nurika, dan Selsa Tri. Kemudian editor video dibantu oleh Faiq Sean dan Naufal Faizul.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh petugas kesehatan Puskesmas Baron yaitu Ardi Bastian, Dian Mustikawati, dan Sutriani. Selain itu, juga dihadiri oleh petugas puskesmas pembantu Desa Jekek yaitu Lathifah Dwi dan Qhiro’atul Kholifah.
Pemberian edukasi menggunakan media berupa video yang berjudul “Edutainment Pelatihan Pengukuran Antropometri”. Sebagai pembuka video, ditampilkan kasus stunting di Indonesia yang masih tinggi dan kegiatan posyandu.
Salah satu permasalahan yang terjadi selama kegiatan posyandu yaitu kesalahan terkait proses pengukuran tinggi badan dan berat badan oleh kader kesehatan. Pada 2022, jumlah balita dengan data tinggi badan bermasalah hampir 50 persen. Terdapat 62 balita yang mengalami kesalahan pengukuran tinggi badan dari total 130 balita yang berada di Desa Jekek dan Desa Mabung.
Di Desa Jekek sendiri hampir 90 persen dari jumlah balita yaitu sebanyak 56 dari 69 balita mengalami kesalahan pengukuran. Adanya data yang bermasalah terkait dengan tinggi badan balita yaitu ditemukannya kenaikan yang tidak wajar atau terlalu ekstrem selama beberapa bulan dan terdapat tinggi balita yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Oleh karena itu, dalam video dijelaskan mengenai cara pengukuran antropometri yang benar beserta teks bacaan dan praktik dengan model bayi dan balita.
Kegiatan pelatihan pengukuran antropometri ini diawali dengan pemberian pretest, simulasi praktik pengukuran antropometri pertama, pemberian materi terkait pengukuran antropometri oleh Farah Paramita SGz MPH, penayangan video edutainment, pemberian posttest, dan terakhir melakukan simulasi pengukuran antropometri yang kedua setelah diberikan materi.
Pelatihan itu diharapkan bisa menjadi refreshing dan langkah awal untuk memperbaiki kesalahan pengukuran antropometri pada bayi dan balita dalam kegiatan posyandu mendatang dan angka stunting bisa menurun.
Kedatangan tim pengabdian masyarakat disambut hangat oleh masyarakat yang siap mengikuti pelatihan pengukuran antropometri. “Terima kasih telah memilih Puskesmas Baron, Kader Kesehatan Desa Jekek dan Desa Mabung untuk menerima materi mengenai pengukuran antropometri pada anak,” ucap petugas kesehatan Puskesmas Baron, Ardi dalam kalimat pembukanya.
“Harapannya semoga dengan adanya pelatihan ini bisa mengurangi kesalahan pada pengukuran antropometri pada anak di kegiatan posyandu berikutnya,” sambungnya.(ads)
Reporter: Imam A Hanifah
Editor: Lizya Kristanti