SURABAYA, Tugujatim.id – Inspeksi mendadak (sidak) operasi yustisi kembali dilakukan oleh tim gabungan tiga pilar yang meliputi Kecamatan Wiyung, Polsek Wiyung, Koramil Wiyung, dan Satpol-PP Wiyung di Sentra Kuliner Jajartunggal, Surabaya, pada Jumat (05/02/2021).
Kepala Kecamatan Wiyung Budiono SPd MM menegaskan jika sidak operasi yustisi ini untuk menjaga ketertiban warga Surabaya agar tetap menerapkan 3M dalam aktivitas apa pun. Dan 3M yang dimaksud adalah mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
“Kegiatan ini kami lakukan bertujuan agar warga mau disiplin. Sebab, Perwali No 67 Tahun 2020 masih berlaku untuk menekan angka penyebaran Covid-19. Jadi, perwali ini masih kami berlakukan. Dan kami memberi denda administrasi (untuk pelanggar, red) pada warga yang tidak pakai bermasker sebesar Rp 150 ribu,” terang Budiono pada pewarta Tugu Jatim Jumat (05/02/2021).

Selain itu, untuk orang yang terlihat tidak mengenakan masker sama sekali saat beraktivitas akan didenda dan disita KTP-nya. KTP pelanggar itu akan diproses untuk diblokir, bila pelanggar sudah selesai melakukan transfer denda pada rekening BPD Bank Jatim milik kas daerah yang dilampirkan, KTP akan dikembalikan dan dibuka blokirnya.
“KTP kami sita, membayar bukan kepada petugas, tapi melalui Bank Jatim (rekening kas daerah, red). Kalau sudah transfer, bukti pembayarannya dikembalikan ke kami, lalu KTP bisa diambil. Blokirnya kami buka juga, itu bagi warga yang melakukan pelanggaran,” lanjut kepala Kecamatan Wiyung pada Tugu Jatim.
Adapun jenis denda yang bakal dikenakan untuk pelanggar yang berkategori usaha ialah Rp 500 ribu-Rp 25 juta, bergantung besaran usaha yang dijalankan. Dia menambahkan, pihaknya tidak melarang warga beraktivitas, tapi harus tetap memakai masker.
“Sedangkan bagi pelaku usaha, kami kenakan denda Rp 500 ribu-Rp 25 juta. Yang masuk kategori orang melakukan pelanggaran, yaitu ketahuan tidak memakai masker sama sekali pada saat beraktivitas. Kami tidak melarang warga beraktivitas di kafe, tapi masker tetap melekat,” ucapnya mengenai denda yang dikenakan pada pelanggar.
Selain itu, Budiono juga menyampaikan bahwa bila berkegiatan seperti makan dan minum, masker sementara boleh ditarik ke bawah, tapi setelah kegiatan makan dan minum selesai, bisa dikenakan secara normal.
“Pada saat minum dan makan, masker bisa ditarik ke bawah. Pada saat tidak beraktivitas tolong dikembalikan secara normal (masker yang dipakai, red). Itu pun tidak hanya di kafe, kami memantau untuk pengguna motor roda dua juga,” ujarnya.
Sebagai informasi, banyak rumah sakit di Surabaya yang menolak pasien karena intensitas kasus positif Covid-19 yang tinggi. Tim gabungan yang melaksanakan operasi yustisi telah mendapat 4 pelanggar. Dia berharap agar warga Surabaya tetap melaksanakan 3M karena klaster Covid-19 terbanyak ada di kerumunan massa. (Rangga Aji/ln)