SURABAYA, Tugujatim.id – Meski dilanda pandemi Covid-19 hampir selama 2 tahun, tapi hingga ini masyarakat masih memercayakan untuk mencegah virus dan meningkatkan imunitas dengan memakai produk herbal. Karena itu, Tim KKN Abmas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tertarik untuk mengembangkan produk herbal di Area Model Konservasi dan Eduwisata (AMKE) Kota Batu sesuai standardisasi mutu. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas produk, memperluas target pangsa, serta menambah keberlanjutan dari produk herbal AMKE Kota Batu sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat ekonomi setempat.
Salah satu anggota dosen pembimbing tim KKN Abmas ITS Lissa Rosdiana Noer ST MMT mengungkapkan, manajemen bisnis produk herbal pasca produksi dapat dikembangkan dengan beberapa poin. Di antaranya, customer segment (CS), value proposition (VP), customer relationship (CR), saluran penjualan, revenue stream (RS), key resource (KR), key activities (KA), key partners (KP), dan cost structure (CR).
“AMKE Kota Batu memiliki potensi yang besar karena produknya sudah dikenal masyarakat. Tapi, dari segi desain produk dan pemasaran masih kurang. Tim KKN Abmas ingin membantu produk herbal AMKE agar lebih berkembang,” tambahan Ketua Tim Dosen Pembimbing KKN Abmas ITS Dr Awik Puji Dyah Nurhayati SSi MSi.
Also Read
Untuk menjawab permasalahan tersebut, Boy, mahasiswa Biologi angkatan 2019; Jagad, mahasiswa Sistem Informasi angkatan 2019; dan tim kemudian merancang strategi pemasaran, desain untuk kemasan produk, dan katalog produk. Untuk pilihan produk yang akan dikembangkan di antaranya minyak atsiri roll on, minyak atsiri gantungan kunci, dan madu.
Tim KKN Abmas ITS telah melakukan analisis ketiga produk tersebut dan diketahui bahwa masih ada beberapa kekurangan yang perlu dibenahi. Seperti halnya dalam pengemasan produk yang dinilai kurang efisien dan rawan rusak serta metode promosi yang kurang efektif untuk menjangkau target pangsa.
Tim KKN Abmas ITS pun berinisiatif untuk membantu pemasaran ketiga produk tersebut dengan pengembangan kemasan yang lebih efisien dan berkualitas serta pembuatan video produk untuk menarik minat masyarakat luas.

Pelaksanaan KKN di tengah pandemi Covid-19 ini cukup menghambat bagi tim KKN Abmas ITS, terutama dalam hal komunikasi dan observasi bisnis produk herbal.
“Kondisi daring juga membuat kami sulit menentukan waktu yang tepat untuk bersama melakukan pendampingan secara langsung dan menentukan jadwal keberangkatan menuju lokasi AMKE Kota Batu,” papar ketua tim mahasiswa KKN.
Namun, terlepas dari hambatan tersebut, baik tim KKN dan masyarakat Desa Oro-Oro Ombo Kota Batu merasakan beberapa manfaat lebih dari pelaksanaan KKN pada 2021. Desa Oro-Oro Ombo yang menggantungkan sektor pertanian menjadi lebih berkembang dengan lebih produktif dalam mengembangkan UMKM. Salah satunya dengan membuat produk herbal yang ramah lingkungan.
Usaha rumah tangga ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar Desa Oro-Oro Ombo. Pengembangan UMKM mampu meningkatkan kualitas produk dan minat masyarakat untuk kembali ke produk herbal. Bagi mahasiswa ITS, KKN ini memberikan kesempatan untuk dapat mengimplementasikan materi yang diperoleh selama bangku perkuliahan. Kegiatan ini merupakan sarana yang tepat untuk dapat menyelesaikan permasalahan di masyarakat secara langsung.
Karena itu tim KKN Abmas ITS melakukan kunjungan ke AMKE pada 22 Oktober 2021. Tim KKN bertemu dengan tim pengawas AMKE dan mulai melakukan pengambilan video sebagai bahan untuk iklan produk minyak atsiri dan madu.
Tim KKN juga diberikan pendampingan oleh Bapak Icuk selama berada di AMKE untuk mengetahui lebih dalam mengenai bisnis produk di AMKE. Sebelum memulai kegiatan, tim KKN dan AMKE mengadakan briefing untuk memaparkan kegiatan yang perlu dilakukan pada hari itu. Kemudian tim AMKE juga menjelaskan mengenai desain produk dan metode pemasarannya yang telah dilakukan selama ini.
Pengambilan video untuk iklan produk diawali dengan pengambilan footage. Video menampilkan keindahan dan kesejukan lokasi AMKE dengan latar pegunungan. Tim KKN mahasiswa kemudian menjajaki tempat pembuatan minyak atsiri dan madu. Rumah produksi dilengkapi dengan alat-alat pengolahan. Pengambilan video juga dilakukan dalam rumah produksi di mana ada alat-alat yang sedang bekerja untuk mengolah bahan. Dengan ditemani oleh salah satu tim AMKE, tim KKN diperkenalkan cara kerja dan pengolahan produk hingga menjadi produk jadi.
“Tanaman atsiri ini juga kami menanam sendiri, kemudian dipanen, dan langsung kami olah sendiri di tempat ini,” ujar salah satu pendamping dari tim AMKE.
Tanaman atsiri yang mereka tanam sendiri berada tepat di belakang rumah produksi, jadi saat tanaman sudah siap untuk diproduksi mereka langsung memanennya dan kemudian dipersiapkan untuk dimasukkan ke dalam tempat penyulingan.
“Penyulingan ini bisa menghasilkan 55-80 ml minyak atsiri untuk sekali produksi dengan waktu yang dibutuhkan yaitu 3 jam,” tambahnya.

“Lebah ini asli dari AMKE dan untuk makanan lebahnya langsung dari tanaman di sekitar sini. Madu diolah langsung dari alat-alat di rumah lebah,” papar salah satu tim AMKE ketika menjelaskan produk Madu AMKE kepada tim KKN.
Kotak lebah tepat berada di depan rumah produksi sehingga memudahkan panen madu. Tumbuhan yang dijadikan sumber makanan untuk lebah berada tepat di sebelah area kotak lebah. Pengambilan video dilakukan dengan bantuan tim pengawas AMKE.
Untuk pengambilan video dilakukan dalam waktu yang cukup singkat karena dilakukan di outdoor. Dengan pembuatan video iklan produk ini, tim KKN berharap dapat membantu memasarkan produk AMKE sehingga mendapat perhatian lebih dari masyarakat.
Untuk diketahui, sejak ditetapkan sebagai areal model konservasi edukasi wisata berbasis bahan herbal oleh Pemkot Batu, Areal Model Konservasi Edukasi (AMKE) belum memiliki video promosi dan desain produk yang dapat ditawarkan. Untuk itu, dalam memaksimalkan potensi kawasan AMKE agar menjadi areal model konservasi edukasi wisata yang lebih unggul dan dapat memperluas marketing, Tim KKN ITS membantu mengembangkan desain dan video promosi, khususnya produk minyak atsiri gantung, minyak atsiri roll on, dan madu dari AMKE sehingga diharapkan dapat meningkatkan branding dan target pasar.
Dengan membawa judul KKN “Desain Bisnis Herbal Pasca Produksi Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu”, Tim KKN yang diikuti oleh 25 mahasiswa dan lima dosen lintas departemen berhasil membuat luaran berupa desain dan video produk baru yang dapat digunakan AMKE untuk lebih menarik konsumen. Pada 21 November 2021, Tim KKN Abmas ITS telah melakukan kunjungan ke AMKE, Desa Oro-Oro Ombo. Kunjungan Tim KKN ke AMKE bertujuan untuk sosialisasi dan memaparkan produk luaran KKN berupa video serta desain produk yang berhasil dibuat oleh Tim KKN.
Sosialisasi ini dihadiri oleh beberapa perwakilan Kelompok Hutan Tani (KTH) AMKE, termasuk ketua penggagas AMKE yang menjabat juga sebagai Penyuluh Kehutanan Dinas Provinsi Jatim yaitu Ibu Sri Asih. Tim KKN juga ditemani oleh dosen pembimbing KKN Abmas ITS Dr Awik Puji Dyah Nurhayati SSi MSi dan Dr rer. nat. Edwin Setiawan SSi MSc.
Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan presentasi kegiatan KKN terlebih dahulu, termasuk pemaparan tujuan dan hasil luaran KKN. Kemudian, Tim KKN ITS menampilkan hasil desain dan video produk yang baru. Desain baru dan video produk yang ditampilkan yaitu ada minyak atsiri gantung, minyak atsiri roll on, dan madu AMKE.
Dengan desain dan video produk yang baru ini, Tim KKN ITS berharap dapat membantu AMKE dalam memasarkan produknya dan lebih menarik minat masyarakat untuk membeli olahan produk lokal. Setelah pemaparan selesai, Ketua AMKE Ibu Asih memberikan beberapa saran dan kritik yang membangun untuk memotivasi mahasiswa Tim KKN ITS. Dilanjutkan penyerahan simbolis hasil kegiatan KKN berupa desain produk, leaflet, dan katalog. (*)