Tips-Tips Mahasiswa Malang Membagi Waktu Antara Organisasi dan Kuliah

Dwi Lindawati

NewsPendidikan

Suasana demo Omnibus Law di Malang sebelum berubah menjadi ricuh pada Oktober 2020 silam. (Foto: Dokumen/Lintang Imaniar) tugu jatim
Suasana demo Omnibus Law di Malang sebelum berubah menjadi ricuh pada Oktober 2020 silam. (Foto: Dokumen/Lintang Imaniar)

MALANG, Tugujatim.id – Membagi waktu antara berorganisasi dan berkuliah kadang menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa yang memiliki fokus pada pergerakan. Karena itu, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi mahasiswa (ormawa) memberikan beberapa tips agar bisa membagi waktu antara studi dan organisasi.

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Malang Sirajuddin menceritakan jika di PMII mereka dibiasakan untuk bersosialisasi. Artinya, mereka harus pintar-pintar mencari teman.

Sirajuddin, kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Malang. (Foto: Dokumen/Tugu Jatim)
Sirajuddin, kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Malang. (Foto: Dokumen)

“Nakal boleh, goblok jangan, kan kata orang seperti itu. Artinya, kita boleh nakal misalnya dalam melaksanakan tugas, dan kita punya teman, teman itu yang lebih kita kedepankan seperti mengerjakan bareng. Toh kalau ada teman yang membantu, maka tugas kita tidak akan terkendala,” tuturnya saat diwawancarai pada Selasa (10/08/2021).

Menurut dia, boleh saja kita cinta sama organisasi, tapi jangan sampai meninggalkan tugas sebagai mahasiswa.

“Karena niat kita dari rumah, pamit kepada orang tua, ya untuk kuliah, bukan berorganisasi. Organisasi adalah bonus untuk kita, untuk menebalkan pengetahuan,” paparnya.

Karena itu, dia melanjutkan, kita sebagai mahasiswa harus bisa membagi waktu antara organisasi dan kuliah.

“Kalau untuk pembagian waktu, dari saya adalah pintar-pintar bagaimana membagi cara. Kita pintar-pintar membagi kalau waktunya mengerjakan tugas, ya kita kerjakan, karena tidak 24 jam non-stop di PMII,” ujarnya.

Di tempat terpisah, kader PMII Kota Malang lain, M. Ainur Roziqin memberikan tips dari pengalaman pribadinya.

M. Ainur Roziqin, kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Malang. (Foto: Dokumen/Tugu Jatim)
M. Ainur Roziqin, kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Malang. (Foto: Dokumen)

“Kita harus bisa balance dalam membagi waktu. Kita sebelumnya tahu kuliah itu memiliki tanggungan seperti ini, punya keharusan seperti ini, dan di organisasi kita tidak bisa melulu di sana. Artinya, sebelum terjun ke organisasi, kita mengetahui kapan melakukan kegiatan dalam organisasi. Dan kalau sudah mengetahui ritme di organisasi, termasuk kegiatan yang spontan atau secara langsung, itulah yang harus diantisipasi,” tegasnya.

Dia mengatakan, kita harus punya perencanaan agar jika jadwal organisasi dan kuliah sama, bisa mengantisipasinya.

“Kebanyakan kalau kita ada jadwal kuliah yang berurusan dengan akademik, ya harus ada plan B,” ujarnya.

Terakhir, Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Malang Lintang Imaniar mengatakan, segala hal diawali dengan niat.

Lintang Imaniar (jas biru), mahasiswa jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang (UM) yang jadi salah satu koordinator aksi demo menolak Omnibus Law di Malang pada Oktober 2020 silam. (Foto: Dokumen/Lintang Imaniar/Tugu Jatim)
Lintang Imaniar (jas biru), mahasiswa jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang (UM) yang jadi salah satu koordinator aksi demo menolak Omnibus Law di Malang pada Oktober 2020 silam. (Foto: Dokumen/Lintang Imaniar)

“Kalau tips-tips dari saya awali niat terlebih dulu, kalau mau fokus ke dua bidang ini (akademik dan organisasi), maka kita harus punya plan ke depannya. Kita harus membuat plan belajarnya kapan dan mau mikir organisasi kapan,” ungkapnya.

Lintang mengatakan, pokoknya harus seimbang antara perencanaan urusan akademi dengan organisasi, maka semua akan bisa berjalan dengan baik.

“Kemudian kalau niat-niat itu sudah tertata, kita tinggal eksekusi. Contohnya kalau saya sendiri ketika sudah berorganisasi, belajarnya setelah Magrib sampai pukul 20.00. Itu sudah lebih dari cukup. Dan pukul 20.00 sampai malamnya itu untuk berorganisasi gak apa-apa,” tutupnya.

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi

40 Tahun Berkarya, ParagonCorp Luncurkan Film ‘Mengusahakan Pertolongan Ilahi’ tentang Nurhayati Subakat

Darmadi Sasongko

  SURABAYA, Tugujatim.id – ParagonCorp merayakan hari jadinya ke-40 dengan cara istimewa, yakni dengan meluncurkan film inspiratif bertajuk ‘Mengusahakan Pertolongan ...

Rukyatul Hilal

Tidak Nampak Hilal di Mojokerto Akibat Faktor Cuaca

Darmadi Sasongko

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pemantauan Hilal 1 Ramadan 1446 Hijriah dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mojokerto bersama Tim Lembaga Falakiyah ...

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

Tiara M

Tugujatim.id – Dongeng selalu menjadi bagian dari kehidupan kita sejak kecil. Selain menghibur, cerita-cerita ini juga mengandung pesan moral yang ...

FotoJet 2025 01 20T154400420 2447421012

Petaka Gunung Gede, Ketegangan Memuncak di Balik Misteri Alam

ilmi habibi

Tugujatim.id – Film “Petaka Gunung Gede” menjadi sorotan di dunia perfilman Indonesia dengan genre thriller yang menyajikan ketegangan maksimal. Menggabungkan ...

Satpol PP Kota Malang

17 Pasangan Open BO dan Mahasiswa Terciduk Satpol PP Kota Malang dari Rumah Kos

Darmadi Sasongko

MALANG, Tugujatim.id – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang menggerebek rumah kos kawasan Jalan Sigura Gura, Kota Malang ...

1 Ramadan.

1 Ramadan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025, Ini Penjelasan Menteri Agama

Dwi Linda

JAKARTA, Tugujatim.id – Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diumumkan oleh Menteri ...