MALANG, Tugujatim.id – Para pedagang di Pasar Besar Malang berinisiatif menelurkan solusi menaikkan omset penjualan yang mulai sepi akibat dampak pandemi Covid-19. Kini, mereka ikut terjun meramaikan aktivitas perekonomian yang kini mulai bergeser secara online.
Para pedagang yang tergabung dalam Perkumpulan Pedagang Pasar Besar Malang (P3BM) kini bisa mudah bertransaksi jual beli lewat platform aplikasi online bertajuk ‘PBM Mart’. Tak hanya itu, aplikasi ini juga didukung platform jasa kurir ‘Blojek’ dan sistem pembayaran QRIS (QR Code Indonesia Standard) dari Bank BRI.
Peluncuran aplikasi ini diresmikan di Pasar Besar Malang, Rabu (23/6/2021). Hadir langsung, Kabid Perdagangan Diskopindag Kota Malang, Sapto Wibowo, Kacab BRI Martadinata, M. Syarief Budiman, CEO Blojek, Riyan beserta para pedagang.
Ketua P3BM, H. Rif’an Yasin berharap dari inovasi ini bisa memperluas pangsa pasar pedagang yang selama ini hanya terbatas secara offline atau tatap muka. Dengan aplikasi ini, pedagang juga ikut aktif memberi pelayanan terhadap konsumen.
”Mau gak mau kita juga harus mengikuti zaman agar omset kita juga meningkat. Pas pandemi ini kan pembeli sudah mulai sepi karena takut ke luar rumah,” terang Rif’an usai pendatanganan MoU dengan para mitra.
Hadirnya inovasi ‘Program Belanja’ ini diharapkan membawa manfaat kepada sekitar 2.500 pedagang yang ada di Pasar Besar Malang untuk terus kompetitif di era modern ini. Terlebih, seiring dengan wacana revitalisasi pasar yang akan dibangun dengan sistem modern.
”Jadi selain dapat konsumen di pasar langsung, tapi juga dapat konsumen di luar pelanggan. Kan sama-sama untung semua. Konsumen juga lebih mudah sekarang,” paparnya.
Terpisah, Pemkot Malang melalui Diskopindag Kota Malang memberikan apresiasi positif atas inisiatif para pedagang ini. Kata dia, program serupa juga telah dilakukan Diskopindag lewat perluasan pasar secara online.
”Adalah langkah yang tepat seiring arah kita untuk membangun pasar modern. Dari sini, semua akan diuntungkan, baik pedagang, konsumen dan juga mitra lainnya,” ujarnya.
Sapto menambahkan, total sudah ada 10 dari 26 pasar tradisional di Kota Malang yang sudah memiliki aplikasi serupa. Diharapkan, pasar-pasar lain juga mengikuti langkah positif ini.
”Ini adalah terobosan bagus di masa pandemi ini, dimana di sisi lain ekonomi harus tetap jalan, tapi prokes juga tetap diterapkan dengan ketat. Saya harap, sistem ini bisa berjalan baik dan konsisten,” pungkas Sapto.