Trauma Belum Hilang, Warga Dampit Terpaksa Tidur di Teras Lagi karena Gempa Malang Jilid 2

Dwi Lindawati

News

Nur Halimah (piyama warna biru), warga Majang Tengah, Kecamatan Dampit, yang tidur di teras pasca gempa Malang jilid 2, Jumat (21/05/2021). (Foto: Rap/Tugu Jatim)
Nur Halimah (piyama warna biru), warga Majang Tengah, Kecamatan Dampit, yang tidur di teras pasca gempa Malang jilid 2, Jumat (21/05/2021). (Foto: Rap/Tugu Jatim)

MALANG, Tugujatim.id – Rasa trauma warga Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, yang diguncang gempa 6,1 Magnitudo pada 10 April 2021 lalu masih meninggalkan bekas. Lantaran masih banyak rumah-rumah runtuh dan rusak masih belum teratasi. Dan hari ini (21/05/2021), pukul 19.09 WIB, Desa Majang Tengah kembali merasakan gempa 6,2 Magnitudo yang berada di titik 57 Km sebelah tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dengan kedalaman 110 Km.

Saat jurnalis tugumalang.id, partner tugujatim.id, mengecek langsung kondisi terkini di Desa Majang Tengah, banyak rumah yang baru saja diperbaiki kembali mengalami kerusakan. Ada yang temboknya runtuh dan jebol, ada juga rumah yang fondasinya mulai miring, dan musala yang semakin parah.

Takut terjadi gempa susulan, Nur Halimah (piyama warna biru), dan keluarganya tidur di teras rumah. (Foto: Rap/Tugu Jatim)
Takut terjadi gempa susulan, Nur Halimah (piyama warna biru), dan keluarganya tidur di teras rumah. (Foto: Rap/Tugu Jatim)

Salah satu warga bernama Nur Halimah mengatakan, saat kejadian dia dan warga sekitar sedang duduk-duduk santai.

“Saat gempa itu ya orang-orang di sini pada kumpul-kumpul dan ngobrol-ngobrol seperti biasa. Ya seperti biasa, kami tidak menyangka akan terjadi gempa sekali lagi,” terangnya.

Setelah gempa terjadi, perempuan yang akrab disapa Ima ini langsung lari bersama warga sekitar karena panik.

Akibat gempa Malang jilid 2, bangunan rumah warga semakin rusak. (Foto: Rap/Tugu Jatim)
Akibat gempa Malang jilid 2, bangunan rumah warga semakin rusak. (Foto: Rap/Tugu Jatim)

“Lalu waktu gempa lagi itu, kami panik banget karena traumanya belum reda. Tadi banyak yang panik, dan keluar rumah semua,” ungkapnya.

Dia mengatakan, rasa trauma yang dialami semakin bertambah karena baru genap sebulan gempa pertama memporak-porandakan desanya.

“Jelas rasa trauma kami bertambah lagi karena gempa yang kemarin banyak gempa susulan, ditambah tadi (gempa) agak besar juga kayaknya (Magnitudo) 6,2. Dan belum bisa hilang rasa traumanya,” ujarnya.

Kondisi bangunan di Dampit semakin parah. (Foto: Rap/Tugu Jatim)
Kondisi bangunan di Dampit semakin parah. (Foto: Rap/Tugu Jatim)

Belum lagi kerusakan di rumah-rumah warga belum selesai diperbaiki, tapi sudah diguncang gempa yang cukup besar.

“Sekarang kerusakan-kerusakan ringan bertambah. Jadi, tembok-tembok yang belum selesai diperbaiki itu runtuh lagi. Dan yang tadinya tembok retaknya kecil, sekarang jadi semakin lebar,” tuturnya.

“Lalu rumah yang sudah rusak akibat gempa pertama, sekarang jadi semakin miring dan mau roboh,” sambungnya.

Kondisi musala di Dampit semakin banyak retakan dan hampir runtuh. (Foto: Rap/Tugu Jatim)
Kondisi musala di Dampit semakin banyak retakan dan hampir runtuh. (Foto: Rap/Tugu Jatim)

Ima juga menceritakan jika dia baru saja memulai merenovasi rumahnya yang rusak. Namun, apa daya kerusakan kini bertambah parah.

“Saya sendiri banyak bangunan yang baru diperbaiki langsung runtuh lagi. Saat ini temboknya runtuh lagi, lalu atapnya juga belum sempurna,” ujarnya.

Reruntuhan bangunan rumah warga di Dampit. (Foto: Rap/Tugu Jatim)
Reruntuhan bangunan rumah warga di Dampit. (Foto: Rap/Tugu Jatim)

Melihat kondisi itu, dia beserta tetangganya tidak berani tidur di dalam rumah malam ini. Dia memilih tidur di teras rumah bersama para tetangganya karena takut terjadi gempa susulan.

“Sekarang kami tidur di luar, kayaknya untuk sementara. Soalnya takut nanti malam ada gempa susulan lagi,” tegasnya.

“Saat ini warga berjaga-jaga dan tidak tidur, lebih tepatnya tidak bisa tidur. Kami tetap waspada, takut ada gempa susulan, kalau mau tidur ya tidur di teras rumah,” ujarnya.

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi

40 Tahun Berkarya, ParagonCorp Luncurkan Film ‘Mengusahakan Pertolongan Ilahi’ tentang Nurhayati Subakat

Darmadi Sasongko

  SURABAYA, Tugujatim.id – ParagonCorp merayakan hari jadinya ke-40 dengan cara istimewa, yakni dengan meluncurkan film inspiratif bertajuk ‘Mengusahakan Pertolongan ...

Rukyatul Hilal

Tidak Nampak Hilal di Mojokerto Akibat Faktor Cuaca

Darmadi Sasongko

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pemantauan Hilal 1 Ramadan 1446 Hijriah dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mojokerto bersama Tim Lembaga Falakiyah ...

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

Tiara M

Tugujatim.id – Dongeng selalu menjadi bagian dari kehidupan kita sejak kecil. Selain menghibur, cerita-cerita ini juga mengandung pesan moral yang ...

FotoJet 2025 01 20T154400420 2447421012

Petaka Gunung Gede, Ketegangan Memuncak di Balik Misteri Alam

ilmi habibi

Tugujatim.id – Film “Petaka Gunung Gede” menjadi sorotan di dunia perfilman Indonesia dengan genre thriller yang menyajikan ketegangan maksimal. Menggabungkan ...

Satpol PP Kota Malang

17 Pasangan Open BO dan Mahasiswa Terciduk Satpol PP Kota Malang dari Rumah Kos

Darmadi Sasongko

MALANG, Tugujatim.id – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang menggerebek rumah kos kawasan Jalan Sigura Gura, Kota Malang ...

1 Ramadan.

1 Ramadan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025, Ini Penjelasan Menteri Agama

Dwi Linda

JAKARTA, Tugujatim.id – Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diumumkan oleh Menteri ...