UB Jadi Kampus dengan Penerimaan Mahasiswa Terbanyak Jalur SBMPTN

Kampus Universitas Brawijaya (UB). (Foto:Dokumen UB/Tugu Jatim)
Kampus Universitas Brawijaya (UB). (Foto:Dokumen UB)

MALANG, Tugujatim.id – Universitas Brawijaya (UB) belakangan menjadi kampus yang menerima mahasiswa terbanyak di Indonesia dari jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), atau total jumlah kursi yang disediakan ada 6.033 kursi. Jumlah di UB ini adalah 8,65 persen dari total jumlah peminat yang sudah mendaftar dari jalur SBMPTN, yaitu 69.864 peserta.

Wakil Rektor Bidang Akademik UB Aulanni’am mengatakan, agroekoteknologi saat ini menjadi jurusan paling banyak menerima mahasiswa di SBMPTN tahun ini dengan total 327 kursi.

“Sementara untuk saintek yang lain ada peternakan dengan 310 kursi, agribisnis (188 kursi), teknik industri pertanian (112 kursi), dan kedokteran (100 kursi),” bebernya.

“Soshum paling banyak adalah ilmu hukum dengan 221 kursi, administrasi bisnis (168 kursi), administrasi publik (148 kursi), akuntansi (140 kursi), dan manajemen (128 kursi),” sambungnya.

Jumlah kuota yang ditetapkan UB di semua jalur untuk mahasiswa baru tahun ini adalah sekitar 15.000 mahasiswa. Terbagi jadi 3 jalur dengan kuota masing-masing, SNMPTN 30 persen, SBMPTN 40 persen, dan jalur mandiri 30 persen.

Ilustrasi mahasiswa UB yang melaksanakan kuliah luring. (Foto: IG UB/Tugu Jatim)
Ilustrasi mahasiswa UB yang melaksanakan kuliah luring. (Foto: IG UB)

“Semoga mahasiswa UB yang diterima nanti bisa disiplin bagaimanapun kondisinya. Sekarang sudah siap semua dan nyaman dengan daring meski nanti tidak pandemi pasti ada yang kelas yang tidak daring,” ucapnya.

Di tempat berbeda, salah satu mahasiswa Jurusan Hukum UB, Prasetyo, mengatakan, dulu dia memilih UB karena pilihannya sendiri.

“Dulu dan sampai sekarang saya melihatnya di Malang itu kampus terbaik masih UB. Makanya saya ikut SBMPTN dan alhamdulillah keterima di sini,” tuturnya.

Mahasiswa semester akhir ini menceritakan jika tidak mudah dirinya bisa diterima di kampus ini.

“Saingannya luar biasa banyak, saya juga daftar SNMPTN, tapi tidak diterima karena mungkin nilai saya kurang,” kenangnya.

Tak mau berhenti begitu saja, Pras belajar lebih tekun lagi agar dirinya bisa diterima di UB.

“Saya menetapkan hati di jurusan hukum waktu SBMPTN karena memang minat di sana. Saya belajar siang malam agar tidak mengecewakan orang tua saya, alhamdulillah diterima,” ungkapnya.

Saat memulai kuliah sebagai mahasiswa baru juga membuat pria asli Kabupaten Malang ini tidak kecewa dengan kualitas pembelajarannya.

“Saat saya kali pertama masuk kelas begitu kagum karena literatur-literatur hukum di sini lengkap, dan dosen-dosennya berkualitas. Selain itu, saya dapat banyak kenalan dan koneksi dari teman-teman yang berasal dari banyak background,” tuturnya.

Terakhir, Pras mengatakan, saat ini dirinya tengah berjuang menyelesaikan skripsinya meski di tengah kondisi pandemi Covid-19.

“Saat ini saya kira lebih sulit menyelesaikan skripsi saat pandemi karena pergerakan kami jadi sempit dan mau turun ke lapangan juga sulit. Doakan saja skripsi saya bisa selesai tahun ini,” ujarnya.