MOJOKERTO, Tugujatim.id – Selama bulan puasa, Universitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto mengadakan tadarus Al-Qur’an pada pagi hari dan kultum selepas salat zuhur.
Kegiatan tadarus berlangsung mulai pukul 8 hingga pukul 10 pagi. Lalu kitab yang dipakai untuk kultum selepas zuhur adalah kitab Arba’in Nawawi.
Kajian yang dilakukan pada Selasa (28/3/2023) disampaikan oleh Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unim Mojokerto, Dr Saifuddin MA.
Pada kajian tersebut Saifuddin menerangkan hadits kedua dari kitab Arba’in Nawawi. “Kultum kali ini saya melanjutkan pada hadits yang kedua dari kitab Arba’in Nawawi. Hadits pertama kemarin sudah disampaikan oleh pak Ainul Yaqin. Nah hadits selanjutnya ini menceritakan tentang rukun Islam, iman, dan ihsan,” kata Saifuddin.
Saifuddin melanjutkan, hadits kedua tersebut mengisahkan malaikat Jibril yang menyamar menjadi manusia mendatangi majelis yang terdapat Rasulullah SAW dan para sahabat di dalamnya.
Jibril yang datang lantas mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar apa itu Islam, apa itu iman, apa itu ihsan, lalu kapan terjadinya hari kiamat dan tanda-tanda hari kiamat.
“Dari hadits tersebut, yang menarik adalah tanda-tanda hari kiamat yang banyak menimbulkan penafsiran di kalangan ulama. Redaksi tanda kiamat yaitu jika seorang budak wanita melahirkan tuannya. Redaksi tersebut dipahami salah satu ulama sebagai lahirnya anak yang berlagak seperti tuan di hadapan orang tuanya. Anak itu semena-mena memperlakukan kedua orang tuanya, ibarat seorang tuan yang semena-mena kepada budaknya,” terang Saifuddin.
Tanda kiamat selanjutnya dijelaskan oleh Saifuddin yaitu jika didapati penggembala kambing yang tidak beralas kaki dan tidak berpakaian saling berlomba dalam meninggikan bangunan.
“Banyak penafsiran atas tanda itu berupa semakin berlombanya orang-orang akhir zaman nanti bermewah-mewahan dalam hadits ini diibaratkan bangunan itu. Orang-orang akhir zaman nanti tidak peduli status sosialnya apa tapi mengutamakan gengsi. Yang penting terlihat mewah (bangunan tinggi) meskipun dirinya tidak mencukupi (seorang penggembala kambing yang tidak beralas kaki dan tidak berpakaian),” imbuhnya.
Terkait tanda-tanda kiamat tersebut, Saifuddin berpesan kepada hadirin yang hadir untuk senantiasa waspada dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.