SURABAYA, Tugujatim.id – Dalam agenda yang bertajuk Lustrum ke-8, saat ini Universitas Dinamika (Undika) Surabaya telah berumur 40 tahun.
Tak hanya menggelar serangkaian perayaan, kampus yang letaknya di Jalan Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya, ini juga membebaskan uang gedung bagi mahasiswa baru (maba) senilai Rp10 miliar.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Rektor Undika Surabaya, Budi Jatmiko, saat kegiatan Zumba Party, pada Kamis (26/5/2023) pagi.
“Kami ingin memberikan kado bagi calon mahasiswa baru kalau masuk Undika akan bebas uang gedung 100 persen semua prodi (program studi),” ujarnya.
Lebih lanjut, program beasiswa dengan pembebasan uang kuliah 100 persen juga akan diberikan kepada calon maba apabila memenuhi kualisifikasi, seperti berprestasi.
“Kami juga menyediakan beasiswa prestasi untuk mahasiswa baru bisa nol rupiah selama kuliah asalkan setiap semester bisa dipertahankan prestasinya. Ini kami akan evaluasi setiap semesternya. Ada juga program pemerintah KIP (Kartu Indonesia Pintar) bagi yang kurang mampu, itupun yang berprestasi,” ujarnya.
Selain itu, Budi juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu ke depan, Undika bakal menerapkan sistem pembelajaran baru berupa Hibryd Branding Learning (HBL).
“Kuliahnya ke depan, kami merancang HBL. Modelnya nanti anak-anak bisa kuliah di mana saja, mau di mal, masuk kelas bisa atau pilih malam juga bisa. Mudah-mudahan banyak peminatnya karena sekarang sistem pembelajaran banyak disukai dengan tidak adanya batasan ruang dan waktu,” ucapnya.
Undika sendiri telah masuk dalam jajaran 10 universitas swasta terbaik di Surabaya versi Unirank 2022. Dalam peringkat nasional, Undika menempati posisi di angka 205.
Kendati demikian, Budi optimistis tahun ini dapat meningkatkan ranking kampus yang telah berganti nama sebanyak empat kali ini.
Ia pun telah menyiapkan sejumlah strategi, termasuk penambahan jurnal ilmiah bereputasi. “Kami sudah mencoba meningkatkan akreditasi. Untuk akreditasi, kami sudah menjalin hubungan dengan luar negeri, nanti menjajaki akreditasi internasional yang lain. Termasuk penulisan Jurnal Internasional Bereputasi (JIB). Kalau paten banyak,” pungkas Budi.