MALANG, Tugujatim.id – Pesatnya pertumbuhan penduduk di kawasan kota membuat lahan semakin sempit. Ruang bertani, berkebun dan membudidaya ikan boleh dibilang telah habis. Namun demikian selalu ada cara untuk bertani dengan lahan sempit, seperti yang dilakukan oleh warga RW04 Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Dengan segala keterbatasan lahan itu, mereka berupaya untuk tetap bisa bertani dan berkebun dengan cara urban farming. Cara ini sukses membuat kampung terasa lebih asri dan sejuk, serta hasilnya membantu untuk kebutuhan pangan.
Untuk lebih menyemarakkan urban farming ini kelurahan Pisang Candi menggelar lomba Urban Farming 2022 yang diselenggarakan pada Minggu (21/8/2022). Lomba ini sekaligus memperingati HUT RI ke-77.
Adapun beberapa pertanian yang dikembangkan di antaranya budidaya tanaman hias, sayuran, rempah-rempah hingga budidaya perikanan ada di setiap RT.
Selain itu, juga ada produk produk olahan makanan hingga minuman hasil dari budidaya tersebut. Bahkan juga ada pengelolaan limbah organik dan anorganik dari mereka yang dijadikan barang bernilai tinggi. Seperti pupuk organik hingga pot bunga.
Ketua Pelaksana Lomba Urban Farming 2022, Yuni Yuwahayati mengaku takjub dengan antusias peserta yang tampak saling mendukung kelancaran kegiatan itu. Hampir setiap warga memiliki peran serta mewujudkan RT yang asri dan tangguh pangan.
“Melalui urban farming, kami berharap nantinya tiap RT di sini lebih asri, indah dan mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Tentu saat ini adalah momen bagi warga untuk bangkit dan membuat gebrakan setelah 2 tahun vakum diterjang pandemi,” ucapnya.
Menurutnya, kedepan masyarakat di RW04 berpotensi memiliki ketangguhan pangan yang baik meski hanya memiliki lahan yang minim. Sebab, sudah ada berbagai macam budidaya tanaman di masing masing rumah warga.
“Misal warga sini panen sayuran, warga sebelahnya panen cabai, tomat atau rempah rempah, tentu mereka bisa saling memenuhi dan melengkapi kebutuhan,” katanya.
“Mudah mudahan urban farming ini bisa terus berkelanjutan dan menjadi percontohan di tingkat kelurahan, kecamatan bahkan kota,” imbuhnya.
Terdapat beberapa penilaian dari Lomba Urban Farming tersebut. Mulai dari pembibitan, variasi jenis, denplot, estetika, prosentase warga yang memiliki tanaman, pemanfaatan hasil panen, inovasi, administrasi hingga dokumentasi.
“Kami bangga melihat antusias warga di sini. Di Kota Malang memang mayoritas lahan warga sempit sempit, mereka mau menanam aja sudah bagus, minimal untuk kebutuhan pribadi, tapi mereka mampu mengelolanya dengan baik,” kata Juri dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang, Andy Wijaya.
Dia berharap gerakan urban farming ini bisa terus berkelanjutan hingga menjamur ke setiap rumah warga. Sebab, hal itu bisa mendorong masyarakat untuk mandiri dan tangguh pangan.
Juri dari Dispangtan Kota Malang juga memberikan rekomendasi kepada warga untuk mengoptimalkan potensi komoditas tanaman yang bisa diterapkan dengan lahan yang sempit.
“Ada 7 komoditas tanaman, mulai lombok, tomat, terong, kangkung, bayam dan sawi. Tanaman itu bisa ditanam di tempat yang tak terlalu luas,” ujar Juri dari Dispangtan Kota Malang, M Ridwan.
Selain itu menurutnya, budidaya ikan dalam ember (Budidamber) juga memiliki potensi besar untuk bisa terus dikembangkan dalam lahan yang minim.
“Jadi bawahnya dikasih ikan lele, kemudian atasnya bisa ditanami kangkung. Itu sangat mudah dan efisien. Budidamber juga menjadi rekomendasi dari Dispangtan agar dikembangkan ke masyarakat,” paparnya.
Sementara itu, Ketua RW04 Kelurahan Pisang Candi, Darijono mengapresiasi gerakan PKK ini untuk mengoptimalkan potensi urban farming di wilayahnya. Sebab menurutnya, warga setempat banyak yang mulai berbudidaya usai pandemi melanda.
Dikatakan, warga setempat juga cukup terbantu dengan gerakan urban farming ini untuk meringankan kebutuhan sehari hari. Dia menyebutkan, warga RW04 mayoritas merupakan karyawan. Sehingga cukup terbantu dengan adanya gerakan budidaya tersebut.
Ketua Pemuda RW04 Kelurahan Pisang Candi, Teo Sudarto juga mengatakan bangga pada warga setempat yang saling gotong royong membangun kemandirian pangan melalui urban farming.
“Kami bangga dengan antusias warga, mudah mudahan kegiatan ini menjadi barometer percontohan wilayah yang tangguh. Tentu urban farming juga sangat membantu warga untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,” tandasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim