MALANG, Tugujatim.id – Admin akun Instagram @arisancuanmlg, Nurul Annisa, warga asal Palmerah Cemorokandang, Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ini dilaporkan ke polisi. Dia diduga membawa kabur uang ratusan nasabah yang tergabung dalam arisan yang dia bikin. Totalnya mencapai sekitar Rp 1,5 miliar.
Hal ini dilaporkan oleh 3 korbannya ke Polresta Malang Kota, Senin (28/06/2021). Mereka adalah A, 25; VD, 25; dan RC, 19. Masing-masing mereka mengalami kerugian berbeda. Di antaranya, ada yang Rp 5 juta, Rp 7 juta, hingga Rp 15 juta.
”Kalau dihitung dengan jumlah peserta arisan yang ikut di grup WhatsApp, ada sekitar 100 orang. Kalau ditotal ya sampai ada Rp 1,5 miliar,” kata VD, salah satu korban, menjelaskan kepada tugumalang.id, partner tugujatim.id, usai pelaporan.
Sebenarnya, gelagat mencurigakan dari admin arisan ini sudah mereka rasakan sejak jauh-jauh hari. Hanya saja, mereka kadung terlena karena pada bulan pertama hingga 6 bulan berikutnya, tidak tampak adanya gelagat mencurigakan.
”Enam bulanan jalan, lancar. Tapi, terakhir sejak 3 hari yang lalu, mbaknya ini hilang gak ada kabar. Kami rembukan di grup buat nyari dia langsung ke rumahnya, juga tidak ada,” kisahnya.
Terakhir, mereka melacak keberadaan admin itu di rumah kontrakan Jalan Mawar, ternyata itu adalah rumah mantan pacarnya. Saat ditanya, mantan pacarnya ini justru juga mengaku sebagai korban. Tak hanya uangnya yang dibawa lari, selama ini kartu KTP-nya justru dipakai untuk klaim utang di sejumlah aplikasi pinjaman online (pinjol).
Akhirnya, oleh mantan pacarnya ini, mereka diantar ke rumah orang tua terlapor. Hasilnya, nihil! Kedua orang tua mereka juga tidak ikut tanggung jawab atas kelakuan anaknya. Akhirnya karena tidak ada inisiatif baik dari terlapor selama 1×24 jam, mereka memutuskan mengadu ke polisi.
Awal mula perkenalan mereka sebenarnya memang dari pertemanan. Selain itu, track record terlapor juga dinilai mereka profesional.
”Selain buka arisan, dia juga ada usaha jualan baju dan make up. Bahkan, pesertanya itu saya liat ada banyak dari luar kota. Makanya saya percaya,” akunya.
”Tapi, ternyata semua pada kena. Ini ada peserta dari luar kota juga ikutan lapor ke polisi. Kami yang ada di Malang ini sementara ada 3 orang ini,” imbuhnya.
Korban menjelaskan, sistem arisan yang dipakai di sini adalah arisan menurun. Ada uang arisan, ada juga uang investasi. Jadi, semisal investasi Rp 1,25 juta dalam jangka 7-15 hari, uangnya berlipat ganda jadi Rp 1,3 juta-Rp 1,5 juta.
”Kami gabung join grup WA itu rata-rata sejak Januari 2021,” ungkapnya.
Dia berharap, aparat kepolisian bisa turut membantu mengungkap kasus ini.
”Semoga pelakunya bisa ditangkap dan bertanggung jawab pada semua peserta arisan ini,” harapnya.