Viral, Mahasiswa Filipina Beragama Katolik Ikut Salat Ied dan Lebaran di Madiun 

Herlianto A

News

Magello (dua dari kanan) berfoto bersama dengan keluarga Aldi Nur Fadil Auliya di depan stasiun Caruban, Madiun.
Magello (dua dari kanan) berfoto bersama dengan keluarga Aldi Nur Fadil Auliya di depan stasiun Caruban, Madiun. (Foto: Dokumen)
Tugujatim.id – Aldi Nur Fadil Auliya, mahasiswa Univerisitas Islam International Indonesia (UIII) membawa seorang temannya bernama Magello (25), yang beragama Kristen Katolik dari Filipina untuk merasakan selebrasi lebaran tahun ini di kampung halamannya di Madiun. Tidak hanya tinggal di rumah dan merasakan kemeriahan lebaran tahun ini, Magello juga sempat mengikuti salat Ied hingga rampung dan mengamini doa-doa yang dipanjatkan oleh sang khatib atau ayah Aldi yang juga merupakan Kiai NU di kampung halamannya. “Saat malam takbiran, dia diberi ayah saya sarung dan songkok. Magello begitu tertarik dengan foto presiden Soekarno yang mengenakan songkok nasional dalam setiap diplomasinya. Kemudian setelah dia menerima hadiah itu, dia bilang ke saya kalau dia ingin mengikuti salat Idul Fitri besok pagi hari. Dia minta tolong saya untuk membangunkannya, karena dia jarang sekali bangun pagi. Tidak seperti muslim yang harus melaksanakan salat subuh,” kata Aldi pada Selasa, (3/5/2022) di akun TikToknya. Diketahui, kampus UIII sebagai proyek strategis nasional presiden Jokowi itu sudah menyelenggarakan kuliah tatap muka. Selain dibangun dengan standar international, kampus itu juga diklaim sebagai kampus yang inklusif dengan mahasiswa yang datang dari berbagai negara di dunia. UIII tidak hanya menerima mahasiswa muslim, namun juga menerima mahasiswa international yang beragama lain, seperti Kristen Katolik dan ortodoks, ada juga mahasiswa yang beragama Hindu dari India.
d96b07c9 1053 4da0 b555 d9610b6f5065
Magello (tengah berbatik) foto bersama dengan kelarga besar Aldi Nur Fadil Auliya di momen lebaran. (Foto: Dokumen)
Aldi mengonfirmasi tentang temannya, Magello, mulai tertarik dengan wajah “Islam Moderat Indonesia” dari sebelum dia datang ke Indonesia untuk melaksanakan kuliah offline. “Ya, jadi di semester 1 kita ada kuliah 3 SKS tentang “Moderate Islam” dan itu dibahas dari berbagai perspektif untuk mengenalkan wajah Islam Indonesia. Dan awal pertama kali Magello datang ke Indonesia, dia bilang ke saya, dia ingin menghabiskan waktu lebaran di perkampungan di negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia ini. Pada akhirnya saya mengajaknya untuk ikut saya mudik lebaran di kampung halaman saya,” kata Aldi. Di luar dugaan Aldi, temannya juga mendapat perlakuan hangat dari masyarakat sekitar, meskipun mereka tahu bahwa dia bukan seorang muslim. “Saya benar-benar tidak menyangka masyarakat menyambutnya dengan baik dan sehangat itu. Dari kedatangan kita, dia penasaran ingin memasuki masjid yang kebetulan rumah saya 1 langkah dengan masjid, dan kiainya adalah ayah saya,” kata dia. “Di dalam masjid, ibu-ibu yang biasanya tadarus Alquran menawari dia jajanan takjil. Dan sedikit menggodanya dengan bahasa Inggris ala-ala orang kampung. “You like, you like?” begitu,” lanjut Aldi. Aldi menjadi seorang translator untuk membantu Magello bisa berinteraksi dengan warga. Dia mengaku juga menjadi translator ayahnya saat Magello bertanya tentang gerakan Nahdlatul Ulama di Indonesia, perspektif tentang Islam liberal dan konservatif, dan konsep ketuhanan Islam menurut seorang kiai NU di daerah itu. Magello mengaku sangat senang bisa menghabiskan waktu lebaran di negara Indonesia yang memiliki populasi muslim terbesar di dunia ini. Dia mengakui ini sebagai sebuah keistimewaan. “I really had a good time with Aldy’s family during this annual lebaran celebration. Aside from the knowledge that I acquired in this experience, I also had a privilege or opportunity to be immersed in an Indonesian culture which is different from the environment in Jakarta, (aku benar-benar punya waktu yang baik dengan keluarga Aldy selama perayaan Lebaran tahun ini. Selain dari ilmu yang aku peroleh dalam pengalaman ini, aku pun memiliki keistimewaan atau kesempatan untuk melebur dalam budaya Indonesia yang berbeda dengan lingkungan saat saya tinggal di Jakarta),” tegas Magello.  

Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim

   

Popular Post

Rukyatul Hilal

Tidak Nampak Hilal di Mojokerto Akibat Faktor Cuaca

Darmadi Sasongko

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pemantauan Hilal 1 Ramadan 1446 Hijriah dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mojokerto bersama Tim Lembaga Falakiyah ...

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

5 Cerita Dongeng Bahasa Inggris Terbaik untuk Anak yang Seru dan Edukatif!

Tiara M

Tugujatim.id – Dongeng selalu menjadi bagian dari kehidupan kita sejak kecil. Selain menghibur, cerita-cerita ini juga mengandung pesan moral yang ...

Ilustrasi.

Hujan Deras, Balita di Kediri Terpleset ke Parit dan Tewas

Herlianto A

KEDIRI, Tugujadim.id – Duka dan kepedihan mendalam dirasakan Zulfia Ramadani, warga Kelurahan/Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Dia harus mengikhlaskan buah hatinya, ...

1 Ramadan.

1 Ramadan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025, Ini Penjelasan Menteri Agama

Dwi Linda

JAKARTA, Tugujatim.id – Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diumumkan oleh Menteri ...

WhatsApp Image 2023 07 19 at 17.20.31

5 Pekerjaan Remote di Era Digital, Menggali Peluang Kerja di Dunia Digital

Lizya Kristanti

Tugujatim.id – Dalam era digital yang terus berkembang, peluang untuk bekerja secara remote semakin meluas. Kemajuan teknologi telah memungkinkan kita ...

Ketua DPRD Kota Malang.

Ketua DPRD Kota Malang Temui Massa Aksi, Respons 11 Poin Aspirasi Ratusan Mahasiswa

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani merespons langsung aspirasi maupun tuntutan ratusan mahasiswa. Hal itu menyusul ratusan ...