Tugujatim.id – Belakangan ini, masyarakat dunia tengah ramai membahas Virus Zombie hingga viral di jagat dunia maya. Kabarnya para ilmuan menemukan virus ini terperangkap di permafrost Siberia sejak puluhan ribu tahun lalu. Para peneliti menggali jauh di bawah tanah ke permafrost di Siberia dan menemukan 13 virus patogen prasejarah yang membeku di dalam es.
Mengutip dari TimesNow, sebuah tim ilmuwan dari Rusia, Jerman, dan Prancis menemukan 13 patogen baru dari permafrost di Siberia, Rusia. Mereka menamakannya Virus Zombie. Para peneliti menyatakan bahwa virus tersebut masih menular. Mereka juga memberi peringatan bahwa pencairan permafrost karena akan memperparah dampak pemanasan global.
Untuk diketahui, permafrost merupakan lapisan tanah beku yang berada di bawah suhu 0 °C selama beberapa tahun. Lapisan ini terdiri dari es-es yang menggenggam berbagai macam tanah, pasir, dan bebatuan. Permafrost atau ibun abadi terletak di Kutub Selatan dan Kutub Utara.
Para ilmuwan kemudian memperingatkan dunia tentang pencairan permafrost. Hal itu dikatakan akan menambah dampak pemanasan global akibat pelepasan gas rumah kaca yang sebelumnya terperangkap, seperti gas metana.
Melansir dari Mirror, studi pracetak mengungkapkan adanya 13 virus yang belum pernah dilihat sebelumnya telah tertidur di dalam es selama puluhan ribu tahun. Peneliti membangkitkan kembali virus berusia 48.500 tahun yang disebut Pandoravirus yedoma.
Meski ini bukan kali pertama para cendekiawan menemukan penyakit purba yang terperangkap di dalam es, penemuan virus tersebut menimbulkan kemungkinan ancaman yang nyata dan mengkhawatirkan bagi dunia. Saat permafrost meleleh dan mencair, es melepaskan bahan kimia dan mikroba yang terperangkap di dalamnya.
Hal ini semakin sering terjadi karena perubahan iklim dan pemanasan global yang dapat mencakup pelepasan lebih banyak virus purba yang tidak kita ketahui. Para peneliti yakin bahwa virus yang mereka temukan kali ini akan menimbulkan risiko yang “dapat diabaikan” tetapi memperingatkan bahwa hal lain mungkin terjadi di masa mendatang.
“Karena pemanasan iklim, permafrost yang mencair secara permanen melepaskan bahan organik yang membeku hingga satu juta tahun, yang sebagian besar terurai menjadi karbon dioksida dan metana, yang semakin meningkatkan efek rumah kaca,” bunyi penggalan pernyataan pada studi para peneliti.
Studi tersebut juga menerangkan kalau virus ini juga terdiri dari mikroba seluler yang dihidupkan kembali (prokariota, eukariota uniseluler) serta virus yang tidak aktif sejak zaman prasejarah. Para peneliti pun memperingatkan bahwa virus ini dapat membahayakan hingga merenggut nyawa, baik hewan maupun manusia. Bukan tidak mungkin kalau hal tersebut dapat terjadi lagi di kemudian hari.
“Virus zombie ini berpotensi berbahaya bagi manusia, para peneliti memperingatkan dan beberapa telah merenggut nyawa,” tulis peneliti.