MALANG, Tugujatim.id – Penyandang disabilitas merupakan kondisi di mana seseorang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dapat menghambat interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta orang atau sekitar lima persen dari penduduk Indonesia.
Salah satu jenis disabilitas yang umum ditemukan pada kalangan masyarakat adalah tunanetra. Kendala yang umum dialami tunanetra adalah kendala arsitektural yang disebabkan oleh kondisi fisik lingkungan yang kurang mendukung untuk diakses oleh penyandang disabilitas seperti kesulitan dalam mengakses media cetak yang tidak dilengkapi dengan huruf braille atau petunjuk taktual (dapat diraba).
Dari permasalahan itu, empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yakni Beni Kurniawan (Teknik Elektro), M Dwi Nur Afini (Teknik Elektro), M Rashannaufal G (Teknik Elektro), dan M Bintang Saktya (Sistem Informasi) dibimbing oleh Ir Nurussa’adah MT membuat sebuah alat bernama Visual Mate (Vismate) yang bisa menjadi alternatif bagi tunanetra dalam komunikasi maupun mobilisasi.
“Vismate merupakan sebuah alat yang memudahkan penderita disabilitas tunanetra dan tunarungu dalam kegiatan sehari-hari. Terdapat fitur untuk memudahkan pengguna yaitu deteksi hambatan dijalan untuk mengarahkan pengguna agar tidak terjadi kecelakaan. Deteksi rintangan atau hambatan diperoleh dari pengukuran oleh sensor jarak ToF (Time of Flight),” jelas Beni.
Lebih lanjut menurut Beni, alat ini terdapat kamera yang berfungsi untuk menerjemahkan foto ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan metode image recognition. Tulisan tersebut nantinya bakal diterjemahkan menjadi suara (text to speech) sehingga memudahkan interaksi antara tunanetra dengan tunarungu.
Alat ini juga terintegrasi dengan Internet of Things menggunakan interface aplikasi berbasis android. Pada aplikasi ini terdapat fitur tracking untuk memudahkan pengguna dengan keluarga dalam pemantauan jarak jauh secara realtime.
“Teknologi yang berperan dalam meningkatkan kemandirian dari penyandang tunanetra terhadap bantuan pendampingan dengan metode computer vision dan menjadikan Vismate sebagai sahabat disabilitas dengan banyaknya fitur dari berbagai sensor,” tambahnya
Tunarungu wicara dan tunanetra merupakan disabilitas yang saling bertolak belakang. Hal ini disebabkan tunarungu wicara mengandalkan kemampuan visualnya dalam berkomunikasi, sedangkan tunanetra mengandalkan kemampuan pendengarannya sehingga menimbulkan masalah yang cukup kompleks sehingga mereka memerlukan perantara atau bantuan orang ketiga untuk berkomunikasi.
“Kehadiran alat tersebut tentunya bakal membantu penyandang tunarungu untuk sarana berkomunikasi, baik dengan penyandang lain maupun khalayak dengan menggunakan aplikasi smartphone yang terintegrasi Internet of Things,” pungkasnya.
Reporter: Yona Arianto
Editor: Lizya Kristanti