SURABAYA, Tugujatim.id – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Tunjungan Plaza (TP) Mall lantai 2 Surabaya. Dalam agenda kunjungan itu, Eri menyampaikan bahwa banyak stakeholder di Surabaya yang membantu dalam memfasilitasi tempat untuk melancarkan vaksinasi, salah satunya di TP Mall Surabaya.
“Ada sekian banyak pengusaha di Surabaya atau perorangan yang tempatnya rela digunakan untuk penyuntikan vaksin. Bahkan, ada yang memberikan tambahan makan maupun minum. Saya sangat bangga dan berterima kasih kepada ‘stakeholder’ yang ada di Surabaya,” terang Eri pada Tugu Jatim, Selasa siang (30/03/2021).
Selain itu, Eri sendiri yakin jika Surabaya saling kompak dan banyak kerja sama dalam upaya penyediaan ruang vaksinasi, pasti Covid-19 bakal cepat hilang di Kota Pahlawan ini. Eri juga mengatakan ada 257.000 orang yang telah divaksin di Surabaya, jumlah itu akan terus bertambah.
Also Read
“Saya yakin, dengan model yang begini Covid-19 di Surabaya mulai bisa hilang. Ada sekitar 257.000 penerima vaksin, ada yang satu kali dan dua kali, jumlahnya terus bertambah,” imbuhnya.
Eri menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya terbantu dan memerlukan banyak tempat untuk vaksinasi agar lebih cepat dan optimal. Beberapa lokasi yang sudah menawarkan diri untuk penyediaan lahan vaksinasi, yakni TP, Pakuwon, Ubaya, dan Unesa.
“Pemerintah membutuhkan banyak tempat untuk melaksanakan vaksin secara bersamaan. Ada di sini TP, ada juga di Pakuwon, ada di parkiran Ubaya, Unesa, ini nanti insya Allah vaksin semakin cepat turun ke Surabaya,” terangnya.
“Saya berharap semakin banyak tempat, insya Allah pemerintah provinsi (pemprov) dan pemerintah pusat juga bisa melihat kesiapan yang saat ini terbaik dalam memberikan vaksin. Ketika masyarakat tidak punya BPJS, ya pakai KTP saja nanti bisa di-cover BPJS,” tambahnya.
Mengenai Fasilitas Kesehatan dan Pelayanan Publik di Surabaya
Terkait fasilitas kesehatan (faskes) dan pelayanan publik di Surabaya, Eri menjelaskan, untuk warga yang ingin berobat ke rumah sakit atau puskesmas akan mendapat layanan lebih cepat, yakni cukup 15 saja sudah dapat mengambil obat. Jadi, dapat lebih memudahkan warga Surabaya menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
“Tapi insya Allah, sudah disampaikan ke teman-teman pelayanan di masyarakat sudah tidak memakai BPJS. Yang di puskesmas sudah ada SOP dan Perwali-nya, pelayanan di puskesmas ketika satu orang datang, maka 15 menit sudah mendapat obat,” jelasnya.
Dari waktu 15 menit itu, Eri menambahkan, perlu ada tambahan waktu untuk jenis pelayanan kesehatan berupa “tindakan”, seperti operasi atau jahit luka pasien. Bila ada pelayanan yang lebih dari 15 menit, tegas Eri, bisa dilaporkan ke Pemkot Surabaya sebagai bahan evaluasi.
“Kecuali ada tindakan, seperti luka jahit dan cabut gigi, itu bisa lebih agak lama. Saya berharap masyarakat Surabaya kalau ada pelayanan yang termasuk ‘bukan tindakan’, tapi lebih dari 15 menit, bisa menyampaikan laporan pada pemkot. Soalnya insya Allah pelayanan publik di Surabaya harus lebih baik untuk masyarakat,” bebernya.
Dia juga mengatakan, sudah ada 43 rumah sakit dan 20 puskesmas yang melayani keperluan kesehatan warga Surabaya. Bila belum ada BPJS untuk pemeriksaan kesehatan dan berobat, bisa memakai kartu tanda penduduk (KTP) Kota Surabaya.
“Sehingga nanti kalau ada yang tidak terdaftar BPJS, menggunakan SKTM (surat keterangan tidak mampu, red),” ungkapnya. (Rangga Aji/ln)