SURABAYA, Tugujatim.id – Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atu G30S menjadi awan gelap bagi bangsa Indonesia, tidak terkecuali bagi Wali Kota Surabaya Moerachman yang kini makamnya belum diketahui keberadannya.
Meletusnya G30S di berbagai daerah di Indonesia juga menyentuh Kota Surabaya. Pembantaian massal untuk masyarakat yang dituding berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak terbendung. Bahkan, menyangkut Wali Kota Surabaya Moerachman saat itu.
Meski tak semasif di daerah lain. Tidak sedikit pejabat, anggota, dan simpatisan, bahkan orang yang dituding PKI ditangkap, ditahan, dan dibunuh secara keji dengan berbagai cara. Sama halnya yang dialami Moerachman.
Saat itu, Moerachman menjabat sebagai Wali Kota Surabaya periode 1964 hingga 1965. Dia lahir di Banyuwangi pada 25 November 1929. Dia aktif di dunia politik. Minimnya arsip tentang Moerachman, membuat sosoknya masih dinilai misterius.
Namun, berdasarkan sumber-sumber yang dihimpun oleh Tugu Jatim, dia bergabung dengan Polisi Militer (1946), Komandan Batalyon 400 Tentara Pelajar di Besuki (1946/1947), Komandan Operasi di Sektor TRIP daerah Gunung Argopuro, dan Komandan Operasi Sektor Ill/a. Kes. Co. Kawi Selatan.
Selain di dunia militer, dia juga sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya. Selama di kampus, Moerachman juga dikenal aktif di organisasi. Dan menjadi ketua delegasi Indonesia di Konferensi Mahasiswa Asia Afrika.
Karir politik Moerachman terbilang mulus. Pada 1957 silam, dia terpilih menjadi anggota DPRD Jawa Timur asal PKI dan bergabung di Fraksi Progresif. Saat itu, PKI juga keluar sebagai partai pemenang.
Kemudian dia menggantikan posisi Satrio Sastrodiredjo sebagai Wali Kota Surabaya usai diangkat menjadi wakil Gubernur Jawa Timur. Saat itu, dia juga diusung oleh PKI dan SOBSI.
Mengutip informasi dari Historia.id, Moerachman berencana untuk membongkar monumen Bultzingslowen karena berbau kolonial. Kemudian digangi dengan kata Tugu Sakerah sebagai bentuk penghormatan kepada para petani. Tugu tersebut dibangun untuk mengenang perlawanan petani terhadap Belanda dan perjuangan PKI yang membela kaum petani dan buruh.
Puncaknya, pada G30S, organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) melakukan aksi demonstrasi di Balai kota Surabaya menuntut Moerachman mundur dari jabatannya karena dituding sudah terlibat dengan dengan PKI.
Kemudian, dia ditangkap dan ditahan di Penjara Kalisosok Surabaya sebelum akhirnya dibunuh. Hingga kini, lokasi makamnya belum diketahui secara persis.
Namun, sebagian kalangan meyakini jika Moerachman dimakamkan di kompleks Penjara Kalisosok Surabaya. Namun, saat ini penjara tersebut layaknya gedung bangunan tua usang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati