Warna Warni Kreatif Seni Latih Pelajar Surabaya Berani Tampil di Depan Publik

Penampilan tari remo oleh pelajar Surabaya yang tergabung di Rumah Kreatif dan Kampung Kreatif. Foto: Izzatun Najibah/ Tugu Jatim

SURABAYA, Tugujatim.id Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudporapar) Surabaya menggelar Warna Warni Kreatif Seni untuk melatih keberanian para pelajar menampilkan talenta di depan publik, di Basement Alun-alun Surabaya, pada Minggu (12/3/2023) siang.

Warna Warni Kreatif Seni merupakan agenda dalam program Rumah Kreatif dan Kampung Kreatif Disbudporapar Surabaya. Program tersebut menjadi wadah bagi para pelajar di Surabaya untuk mengembangkan talenta berkesenian.

“Kalau Rumah Kreatif kegiatannya banyak di Balai Pemuda. Sedangkan untuk Kampung Kreatif, itu ada di kampung masing-masing. Biasanya mereka mengajukan banyak peminatan dan kami memfasilitasi untuk pelatih,” kata Pamong Bidang Seni dan Budaya Disbudporapar Surabaya, Rina Wahyuni, pada Minggu (12/3/2023).

Di dalam Rumah Kreatif dan Kampung Kreatif, beberapa bidang kesenian yang terhimpun yakni tari tradisional, tari kreasi, dance modern, perkusi, musik, teater, sastra, lukis, fotografi, MC, dan sebagainya.

“Mereka biasanya latihan seminggu sekali untuk mengasah skill atau taletannya. Dan tiga atau empat bulan sekali kami meminta mereka untuk perform sebagai bentuk apresiasi dari kita supaya mereka punya keberanian menguji tampil di depan publik dari apa yang mereka pelajari. Nah salah satunya lewat acara ini di Balai Pemuda yang ditonton banyak orang,” ujarnya.

Siang ini, Basement Alun-alun Surabaya nampak penuh para pengunjung. Beberapa sibuk mengambil gambar, berbincang bersama rombongan, hingga menyaksikan penampilan seni tari remo dan tari kreasi yang dibawakan oleh beberapa pelajar Surabaya.

“Jadi saya ingin menunjukkan teman-teman nggak sekadar main-main waktu latihan. Buktinya mereka bisa tampil sangat baik,” ujar Rina.

Penampilan tari remo, kerincing gelang kaki, kibasan selendang, hingga gerakan tangan kompak mengikuti setiap tempo musik. Penampilan khas ini nyaris tak pernah absen di setiap gelaran yang diadakan oleh Pemkot Surabaya.

“Tari remo itu sebenarnya bukan identitas Surabaya sendiri, tetapi Jawa Timur. Tapi sejak kita mendapat rekor Muri untuk tari remo, bisa menunjukkan bawah Surabaya juga konsen dengan tari remo. Remo ini seperti tari wajibnya anak-anak,” jelasnya.

Sedang tari kreasi, beberapa pelajar SD nampak asyik memakai kostum pesta warna-warni. Penampilan itu dikolaborasikan dengan puisi berantai dan musik perkusi. Tepuk tangan penonton meramaikan ruang bawah tanah tersebut ketika anak-anak mulai mengakhiri penampilan tari kreasinya.

Penampilan tari kreasi berpadu dengan pembacaan puisi berantai dan musik perkusi oleh pelajar Surabaya. Foto: Izzatun Najibah/Tugu Jatim

Saat ini, jumlah pelajar Surabaya yang terdaftar sebagai siswa Rumah Kreatif dan Kampung Kreatif berjumlah lebih dari seribu orang. Mereka berasal dari berbagai tingkat pelajar dari SD hingga SMA.

“Kita nggak ada batasan umur tertentu, ada anak SD, SMP, sama SMA. Kita kelas MC bahasa Jawa itu ada yang lulus SMA. Apalagi MC khusus Jawa ini agak susah, sehingga bisa meningkatkan skill di dunia kerja,” ucap Rina.

Lebih lanjut, Rini menuturkan bahwa dalam Rumah Kreatif dan Kampung Kreatif, pihaknya tidak menggelar lomba antar siswa. Disbudporapar lebih berfokus pada pelatihan dan ekspresi diri setiap siswa agar berani menunjukkan talentanya.

“Kalau lomba enggak, karena kita mengapresiasi hasil belajar mereka untuk tampil di depan publik. Karena kalau cuma belajar di sanggar atau rumah belajar tanpa ada yang mengekspresikan dirinya akan sia-sia. Apalagi melatih mental juga susah,” jelasnya.

Dia berharap dengan adanya pelatihan tersebut, selain mengembangkan skill, para siswa juga mendapatkan kemampuan untuk bekal di dunia kerja.