SITUBONDO, Tugujatim.id – Wisata Kawah Wurung jadi surga tersembunyi yang terletak di kawasan PTPN XII Perkebunan Kalisat, Situbondo, Jatim. Dalam bahasa Jawa, kata “wurung” mempunyai arti tidak jadi. Maka dari itu, destinasi ini dinamakan Kawah Wurung karena bentuknya yang seperti kawah tetapi diselimuti rerumputan dan pepohonan yang tidak seperti kawah gunung pada umumnya seperti kawah yang tidak jadi terbentuk.
Diketahui bahwa kawah ini terbentuk karena letusan Gunung Ijen puluhan ribu tahun yang lalu yang membentuk kaldera di sekitar kawasan Ijen. Tidak seperti kawah aktif pada umumnya yang memiliki cairan dan asap vulkanis, kaldera di Kawah Wurung ditumbuhi pepohonan dan rumput yang tumbuh subur.
Baca Juga: Sedapnya Cwie Mie Isor Uwit, Kuliner Super Murah di Malang Cuma 12 Ribuan
Perbukitan yang ditutupi oleh rerumputan hijau ini menjadikan Kawah Wurung sering dijuluki bukit teletubbies. Tetapi, hal menarik dari destinasi alam ini adalah warna perbukitannya yang ditentukan oleh musim. Ketika musim hujan, kawah ini akan tampak hijau sejauh mata memandang dan akan tampak kecokelatan ketika memasuki musim panas karena rerumputan dan ilalang yang menutupi permukaan tanah mengering.
Lokasi Kawah Wurung
Kawah ini berlokasi di Margahayu, Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, di sebelah barat Kawah Ijen. Walaupun lokasinya yang berada di Kabupaten Bondowoso, wisatawan dapat memilih salah satu rute dari 2 opsi keberangkatan, yaitu dari rute Bondowoso dan rute Banyuwangi.
Wisatawan yang mengambil rute Bondowoso, akan menghabiskan perjalanan menuju ke Desa Sempol selama 2 jam dari pusat kota. Dari Desa Sempol, pengunjung dapat mengikuti petunjuk jalan menuju Kawah Wurung. Selama perjalanan, wisatawan akan disuguhkan dengan perkebunan kopi dan strawberry yang akan memberikan pemandangan menyegarkan bagi wisatawan.
Sedangkan wisatawan yang mengambil rute Banyuwangi, setelah melewati loket Kawah Ijen, pengunjung hanya perlu mengikuti rute perjalanan sampai ke Bumi Perkemahan Paltuding atau pos pemberhentian Kawah Ijen sekitar 1 jam dari pusat Kota Banyuwangi. Sesampainya di Paltuding, wisatawan harus tetap melanjutkan perjalanan selama 30 menit sampai menemukan petunjuk jalan yang akan mengarahkan wisatawan ke kawah. Selama perjalanan, wisatawan akan melewati air terjun belerang atau yang biasa dikenal sebagai air terjun Kali Pahit yang menjadi salah satu objek wisata alternatif di kawasan Ijen Geopark.
Pengunjung dapat menggunakan kendaraan bermotor atau mobil untuk mengunjungi kawasan wisata ini. Namun, penting untuk memastikan kendaraan dalam kondisi baik dan dapat mampu melewati jalan yang lumayan ekstrem. Walaupun sebagian besar jalan sudah diaspal, rute perjalanan yang menanjak dan berliku-liku akan menuntut kendaraan dan pengemudi yang andal.
Fasilitas
Walaupun lokasinya yang terpencil dan jauh dari rumah penduduk, Kawah Wurung menyediakan fasilitas yang terbilang lengkap seperti area parkir, musala, toilet, dan warung yang biasa digunakan wisatawan untuk mengganjal perut dan menghangatkan diri. Sayangnya, wisatawan mungkin akan sedikit kesulitan untuk mengakses internet di sini mengingat tower jaringan telekomunikasi yang terbatas.
Kawah Wurung juga memiliki berbagai spot foto yang menarik. Pengelola telah menyediakan beberapa kursi taman di beberapa lokasi di sepanjang anak tangga menuju puncak kawah. Di tempat ini, pengunjung dapat mengambil foto dengan latar belakang ilalang yang tumbuh di sekitar kursi.
Di ujung anak tangga, pengunjung dapat menikmati pemandangan bukit yang hijau dan pemandangan yang terlihat kecil. Bagi yang memiliki energi lebih, bisa melanjutkan pendakian ke puncak bukit untuk melihat Kawah Wurung dari atas. Di sana, terdapat sebuah menara pengintai yang dapat digunakan untuk menikmati panorama yang menakjubkan dari Kawah Wurung.
Harga Tiket dan Jam Operasional
Harga tiket yang perlu disiapkan wisatawan untuk mengunjungi kawah ini sebesar Rp10.000-Rp15.000 per orang. Bagi pengunjung yang mengambil rute Banyuwangi, akan dikenakan biaya tambahan di loket masuk Kawah Ijen sebesar Rp5.000-Rp7.500 per orang.
Kawah ini dibuka setiap hari mulai pukul 8.00-16.00. Meski pengunjung dapat datang ke wisata alam ini kapan saja, mereka disarankan untuk tidak terlalu larut karena lokasinya yang jarang dihuni penduduk dan perjalanan yang harus melewati hutan dengan jalan yang tidak mudah.
Baca Juga: Populer dan Anti Membosankan: 6 Ide Warna Cat Dapur Cerah dan Cantik Bikin Suasana Makin Menenangkan
Selain memperhatikan jam kunjungan, wisatawan juga disarankan untuk memperhatikan cuaca. Untuk cuaca cerah adalah waktu terbaik untuk berkunjung. Namun, jika hari sedang hujan, diharapkan untuk berhati-hati saat berkendara mengingat jalannya yang menanjak dan berkelok-kelok, dan sesekali ada jalan yang masih belum diaspal.
Review Wisatawan
Berdasarkan ulasan dari kolom Google Maps, seorang pengunjung bernama Wa Wicaksono berkomentar bahwa meski melelahkan naik turun bukit dan menjelajahi padang rumput, pengalaman tersebut justru membuat pengunjung ketagihan. Keindahan alamnya, terutama bukit dan padang rumput yang memikat, membuat pengunjung ingin kembali lagi.
“Lelah akibat mendaki dan menuruni bukit serta menyusuri padang rumput tidak akan terasa sebagai beban, melainkan akan membuat Anda ketagihan. Maka dari itu, berkunjung ke Kawah Ijen tidak akan pernah cukup jika hanya sekali,” ulasnya.
Pengunjung lain, Ali Mahrus Efendi, juga menyatakan kesan serupa. Menurut dia, Kawah Wurung seperti savana di atas awan dengan hamparan rumput hijau yang dikelilingi pegunungan menciptakan suasana yang sejuk dan nyaman. Bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana gunung tetapi dengan rute yang masih terjangkau, Kawah Wurung bisa menjadi salah satu alternatif.
“Bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana gunung versi mini sekaligus terjangkau, bisa mencoba mengunjungi Kawah Wurung. Karena letaknya yang berada di pegunungan dengan hamparan rumput yang luas memberikan suasana pengunjung seperti berada di savana di atas awan,” tulisnya.
Kawah Wurung memang menjadi salah satu destinasi alam yang wajib untuk dikunjungi. Keindahan alamnya, mulai dari bukit yang rumput hijau yang segar, suasananya yang tenang, dan rutenya yang mengasah adrenalin pengunjung, akan meninggalkan kenangan tidak terlupakan bagi pengunjung.
Writer: Azmi Azaria Fidaroini/Magang
Editor: Dwi Lindawati