MALANG, Tugujatim.id – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang mencatat 246 ekor sapi di Malang terpapar PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) terhitung sejak 1 Januari 2025 hingga 15 Januari 2025 tersebar di 15 Kecamatan.
Sebanyak 67 ekor di antaranya sembuh dan sembilan ekor mati dan upadate Kamis (22/1/2025) lalu tercatat masih 168 ekor sapi yang terinfeksi virus PMK.
Kasus terbanyak terjadi di Sumberpucung, yakni 81 ekor sapi terpapar, Kecamatan Pakis dengan 32 kasus dan Kecamatan Bantur dengan 30 kasus. Kecamatan lain yang memiliki kasus PMK meski tidak terhitung besar di antaranya adalah Dau, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Lawang, Ngajum, Pagak, Singosari, Tumpang, Turen, Wagir, dan Wajak.
Also Read
Sapi yang terpapar PMK di Pagak dan Turen hanya ditemukan satu ekor. Sapi di Pagak sembuh dan sapi di Turen mati. Sehingga, saat ini ada 0 kasus PMK di dua kecamatan tersebut.
BACA JUGA: Pemkab Tuban Tutup Seluruh Pasar Hewan Selama 21 Hari Demi Tekan Penyebaran PMK
Sapi yang terpapar PMK juga bisa dipotong paksa agar dagingnya masih tetap bisa dikonsumsi. Pada Januari 2025 ini, dua ekor sapi yang terpapar PMK dipotong paksa. Masing-masing satu ekor di Kecamatan Sumberpucung dan Wajak telah dipotong paksa.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo mengatakan daging sapi yang terpapar PMK masih layak konsumsi dan tidak memberikan dampak pada manusia yang memakannya.
“Masih aman untuk dikonsumsi, asal dimasak dengan benar,” kata Eko saat ditemui Tugu Malang ID belum lama ini.
Untuk mencegah penyebaran virus PMK, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang telah mendistribusikan 7 ribu dosis vaksin. Eko menyebut vaksin tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat.
Vaksin diterima pada Kamis (16/1/2025) dan langsung didistribusikan sehari setelahnya, yakni pada Jumat (17/1/2025). Vaksinasi ini dilakukan oleh petugas Dinas Peternakan yang merupakan dokter hewan.
“Sudah dibawa dokter hewan masing-masing,” kata Eko.
Terkait pasar hewan, Eko mengatakan pihaknya belum memberikan kebijakan penutupan. Akan tetapi, aktivitas pasar hewan meredup dengan sendirinya pasca merebaknya virus PMK ini.
“Saat ini kami sebatas melakukan pengawasan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Darmadi Sasongko