MOJOKERTO, Tugujatim.id – Tiga desa langganan kekeringan di Mojokerto resmi mengajukan tambahan tangki air bersih. Ketiga desa tersebut adalah Kunjorowesi dan Manduro Manggunggajah di Kecamatan Ngoro, dan Duyung di Kecamatan Trawas.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim mengatakan, surat ketiga desa sudah diterima oleh BPBD Kabupaten Mojokerto. Selanjutnya, surat ketiga masih diproses oleh BPBD.
“Surat tiga desa sudah kami terima dan menyatakan minta tambahan air bersih. Untuk selanjutnya, kami proses,” kata Khakim, Rabu (02/08/2023).
Meski demikian, Khakim belum dapat memastikan kebutuhan tambahan air bersih yang akan diberikan kepada tiga desa yang dilanda kekeringan. Sebab, BPBD Kabupaten Mojokerto masih akan mempelajari kondisi lapangan yang terjadi.
“Sementara kami masih belum bisa menentukan berapa tangki airnya. Kami lihat dulu kondisi di lapangan serta fenomena kekeringan yang melanda,” jelas Khakim.
Sebelumnya, BPBD Kabupaten Mojokerto menyediakan ratusan tangki air bersih untuk tiga desa tersebut. Alokasi tangki air bersih tersebut terbagi untuk Manduro Manggunggajah sebanyak 132 tangki, lalu Kunjorowesi (179 tangki), dan Duyung (132 tangki).
Krisis air bersih ini melanda tiga desa sejak Mei 2023. Kekeringan ini berdampak pada 4.937 penduduk Kunjorowesi yang kesulitan mendapat air bersih. Lalu, krisis air bersih ini juga berdampak pada 1.861 penduduk Manduro Manggunggajah. Kemudian, sulitnya mendapat air bersih ini dirasakan oleh 791 penduduk Duyung.
Sementara itu, status tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla pada 2023 telah diteken oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati pada 9 Juni 2023. Status ini berlaku hingga 31 Oktober 2023.
“Dari status tersebut, kami bisa anggaran darurat BTT untuk penyaluran air bersih kepada tiga desa yang terdampak,” beber Khakim.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati