Tugujatim.id – Jumlah gunung api aktif di Indonesia menurut Kementerian ESDM ada sebanyak 127. Dari angka ini hanya ada 69 di antaranya yang dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Gunung api merupakan lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma, gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Aktivitas vulkanik tersebut menghasilkan sejumlah bentuk dan tipe letusan (erupsi) gunung api.
Melansir pemaparan Michael Cassidy, seorang peneliti Oxford University, pada webinar berjudul Investigating the Mechanism and Products that Define Explosive and Effusive Eruption di ITB pada Kamis, (9/9/2021), bahwa Erupsi atau letusan gunung api berdasarkan kekuatannya di bedakan menjadi 2 macam, yaitu erupsi ledakan (eksplosif) dan erupsi lelehan (efusif).
Erupsi eksplosif adalah erupsi dengan tekanan yang sangat kuat sehingga menghasilkan letusan yang besar atau ledakan. Ini karena magma di bawah gunung memiliki kandungan gas yang sangat tinggi yang membuat ledakan besar, biasanya hanya satu kali.
Sedangkan erupsi efusif adalah erupsi dengan tekanan kecil, hanya berupa lelehan yang berangsur keluar. Erupsi ini terjadi karena magma di dalamnya bersifat basa dan memiliki kandungan gas sedikit. Dengan kata kata lain, erupsi tipe ini tidak menghasilkan ledakan yang dahsyat tapi sering.
Kedua jenis erupsi tersebut menyebabkan gunung api di bumi memiliki bentuk yang beragam. Melansir data dari volcanicpedia.com, bentuk gunung api berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Gunung Api Strato atau Kerucut
Gunung api kerucut terbentuk karena materi letusan gunung berapi merupakan campuran antara hasil erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Adanya tumpukan magma yang bergantian dari letusan dan lelehan yang mengendap akan semakin tinggi seiring berjalannya waktu.
Hal inilah yang menyebabkan dinding kawah dari gunung jenis ini memiliki batuan beku yang berlapis-lapis dan mengkerucut. Contoh gunung ini adalah Gunung Kerinci, Gunung, Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Pangrango, dan termasuk Gunung Semeru.
2. Gunung Api Maar
Gunung api maar memiliki kawah di bagian puncaknya. Kata maar sendiri berarti danau tektonik yang terjal. Gunung api ini terbentuk karena terjadinya erupsi eksplosif yang meninggalkan lubang kawah yang cukup besar. Contoh gunung api ini antara lain Gunung Bromo dan Gunung Tangkuban Perahu.
3. Gunung Api Perisai
Gunung api perisai memiliki alas yang luas dan bentuk lereng yang sangat landai. Gunung ini terbentuk karena erupsi efusif sehingga magma yang keluar dari dapur magma bersifat cair dan akan cepat menyebar di sekitar. Bentuk gunung api tipe ini sangat jarang ditemui bahkan di Indonesia tidak ada. Salah satu contoh gunung api perisai adalah Gunung Maona Loa, Hawaii dan beberapa gunung lain di Amerika Serikat.