GRESIK, Tugujatim.id – Gresik di Jawa Timur dikenal sebagai kota santri dan kota industri. Di bulan Ramadan ini, warga Gresik mempunyai tradisi unik, terutama saat 10 malam terakhir Ramadan. Berikut tiga tradisi uniknya berdasarkan pengamatan penulis selama 20 tahun tinggal di Gresik.
Pasar Bandeng
Pasar Bandeng merupakan tradisi dari Sunan Giri. Tradisi Pasar Bandeng merupakan kegiatan tahunan warga Gresik untuk menyambut datangnya hari raya Idulfitri.
Ikan bandeng sendiri merupakan salah satu komoditas unggulan Gresik yang cukup melimpah. Tradisi ini menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Gresik.
Tradisi Pasar Bandeng dilaksanakan pada hari ke 25 sampai ke 29 di bulan Ramadan. Pasar Bandeng muncul karena banyak siswa yang membawa pulang bandeng sebagai oleh-oleh usai itikaf di Gresik.
Tradisi pasar bandeng kini diawali dengan perlombaan dan lelang yang dapat dilihat dan diikuti oleh warga Gresik.
Pada zaman dulu, Sunan Giri melihat potensi ikan bandeng yang melimpah dan dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk meningkatkan taraf hidup. Dari situlah diadakan tradisi Pasar Bandeng, dimulai dengan perlombaan dan diakhiri dengan lelang yang dapat dilihat dan diikuti oleh seluruh warga Gresik.
Sekarang, Pasar Bandeng menjadi agenda tahunan yang semarak di Gresik. Tidak hanya lelang dan lomba ikan, tapi juga banyak bazaar UMKM, festival kuliner, dan lomba masak. Juga ada pemberian hadiah dari pemerintah kepada pembuat tambak yang memiliki ikan bandeng terbesar dan terberat.
Malam Selawe
Dikutip dari tribunjatim.com, malam selawe merupakan tradisi khusus bulan Ramadan di Gresik yang dimaknai sebagai mengejar malam Lailatul Qadar.
Sedangkan tradisi malam selawe biasa dilaksanakan pada malam tanggal 25 bulan Ramadan di area Makam Sunan Giri, termasuk tempat parkir mobil di depan makam dan di sepanjang Jalan Sunan Giri.
Malam selawe adalah kata Jawa yang berarti malam ke 25. Tradisi ini dilakukan setiap tahun pada malam ke 25 bulan puasa.
Ziarah yang dilakukan oleh penduduk lokal maupun luar kota memberikan pengaruh positif bagi penduduk lokal, khususnya para pedagang.
Sanggring Kolak Ayam
Dikutip dari tribunjatim.com, Tradisi ini bermula ketika Sunan Dalem, putra kedua Sunan Giri, sakit keras. Sunan Dalem di Desa Gumeno membuat syiar Islam dengan membangun masjid. Setelah masjid selesai dibangun, Sunan Dalem jatuh sakit.
Sanggring kolak ayam merupakan salah satu tradisi Ramadan yang rutin digelar di Gresik. Tradisi ini berlangsung setiap hari ke 22 Ramadan atau pada malam ke 23 Ramadan. Dilaksanakan di Masjid Sunan Dalem Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik.
Menu kolak ayam dimasak bersama warga di halaman belakang atau dapur Masjid Sunan Dalem, Gumeno. Uniknya, hanya laki-laki yang memasak kolak ayam sangring yang terbuat dari daging ayam, gula merah, bawang merah, kelapa, dan jintan tanah itu.