Tugujatim.id – Cogito ergo sum, temuan filsafat paling menawan Rene Descartes, filsuf asal Prancis pada abad ke 16. Ungkapan itu berarti Aku berpikir maka aku ada. Artinya bahwa eksistensi atau keberadaan manusia dapat dipahami saat manusia memikirkannya.
Jika ditelusuri ke akarnya, maksud ungkapan Descartes tersebut dapat ditemukan dalam bukunya Meditations on First Philosophy. Tentu akan menjadi pembahasan yang cukup rumit dan panjang. Namun jangan khawatir, kita dapat memaknai dan menerapkan ungkapan tersebut pada hal-ha yang lebih sederhana yang mungkin kita alami sehari-hari. Simak ulasan berikut ini.
1. Membuat Keputusan di Berbagai Aspek Kehidupan
Dalam menentukkan sesuatu kita tidak bisa memutuskan secara asal-asalan. Harus ada proses berpikir agar mendapatkan keputusan yang bijak. Proses berpikir inilah yang akan memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Dari individumu sendiri berpikir jernih dalam menentukan sesuatu akan membuatmu terhindar dari salah arah.
Kemudian hal yang lebih besar dari itu, jika suatu saat kamu menjadi pengambil kebijakan atau publik figur, maka putuskanlah sesuatu dari hasil berpikir yang jernih, bukan hasil nafsu memanfaatkan sesuatu. Membuat keputusan dari hasil berpikir jernih inilah yang akan membuat berbagai kehidupan menjadi lebih baik dan sehat.
2. Berpikir untuk Memengaruhi
Keyakinan kuat terhadap pikiran sendiri tanpa sadar bisa memengaruhi orang lain. Hal itu termasuk value diri yang akan membuatmu diikuti dan diguguh cara berpikirnya. Maka dalam berpikir dan mengeluarkan hasil pikiran, harus melalui proses yang bijak. Sebab fungsi berpikir yang tidak digunakan secara baik, akan berpotensi memengaruhi orang dengan tidak baik.
Keluarkan hasil pikiran yang bijak dan membawa manfaat bagi banyak orang, kemudian sampaikan pikiran itu agar orang-orang terpengaruh oleh pikiranmu. Hal-hal seperti itu akan membentuk mindset yang bagus dalam sebuah kelompok kecil maupun yang lebih besar. Itulah yang dinamakan ideologi, suatu paham yang dianut oleh seseorang atau suatu golongan.
3. Membangun Peradaban
Telah dijelaskan di poin sebelumnya, keyakinan yang kuat terhadap pikiran sendiri berpotensi memengaruhi orang lain. Hasil dari pengaruh ini berdampak dalam kelompok kecil maupun yang lebih besar. Jika kelompok-kelompok ini memiliki ideologi yang bijak dan mengutamakan kepentingan umat, maka akan terbentuklah peradaban yang baik dalam suatu masyarakat atau negara.
Contohnya para pendahulu sebelum kita di bumi ini membangun peradaban dengan ideologinya, dan membawa manfaat untuk semua orang. Hasil berpikir ini jika ingin berhasil membangun sebuah peradaban, jangan hanya mementingkan suatu golongan tertentu dan menyakiti golongan yang lain. Semuanya harus saling menghargai dan mendukung, apapun pemikirannya tujuannya tetap sama, yaitu membangun peradaban yang lebih baik.
4. Menghindari Kebodohan dan Dibodohi
Memikirkan sesuatu sebelum bertindak tentunya akan membuat kita terhindar dari kebodohan, terlebih dibodohi oleh orang lain. Ketika kita melalui proses berpikir untuk memutuskan suatu perkara, hasil akhir dari proses itu tentunya sesuatu yang matang dan telah dipikir konsekuensinya. Berpikir untuk menghindari kebodohan sangat penting, apalagi bisa dilihat di zaman sekarang, orang-orang sangat mudah termakan hoaks dan melakukan tindakan dengan sembrono.
Jika kita mendapatkan suatu informasi atau opini dari seseorang, bukan berarti kita harus langsung melahapnya, apalagi dengan alasan agar terlihat pintar. Kita harus memproses hal tersebut, menvalidasi kebenarannya lewat proses berpikir. Jika informasi atau opini itu benar, maka kita boleh mempercayainya.