LUMAJANG, Tugujatim.id – Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) genap sepekan melakukan pencarian korban erupsi Gunung Semeru. Mereka mencatat jumlah korban jiwa meninggal hingga Minggu (12/12/2021) sebanyak 46 orang, 5 potongan tubuh, luka berat 18 orang, dan luka ringan 11 orang.
Hingga saat ini, total laporan orang hilang tersisa 9 orang. Diperkirakan korban jiwa hilang masih ada. Meski begitu, dari hasil koordinasi pemangku wilayah, masa proses pencarian korban dipastikan tidak akan diperpanjang. Meski begitu, masa pencarian masih akan ditambah 3 hari.
”Seperti harapan dari Pak Kapolres Lumajang, usai perpanjangan nanti harapannya setelah itu tidak dilanjut lagi. Diminta untuk keluarga merelakan saja,” ungkap Manajer Pusdalops BPBD Jawa Timur Dino Andalananto saat dihubungi Senin (13/12/2021).
Hal ini dilakukan karena upaya penanganan pasca bencana korban erupsi Gunung Semeru lain yang juga bersifat urgen harus segera dilakukan. Seperti relokasi, pembuatan sudetan untuk jembatan sementara, dan lain-lainnya.
Penghentian proses pencarian masih belum diputuskan hingga saat ini. Sejumlah tim Opsar masih bergerak tersebar di 4 titik di Kajar Kuning, Kampung Renteng, Kebondeli, Curah Kobokan, dan Jembatan Gladak Perak.
”Pencarian korban juga terkendala cuaca yang sering hujan dan mendangkalnya sungai sehingga potensi banjir sangat tinggi,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Lumajang menetapkan masa Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Semeru akan berakhir pada 17 Desember 2021.
Lebih lanjut, status gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih tetap pada Level II waspada. Hingga saat ini, menurut pengamatan PVMBG, aktivitas vulkanis Gunung Semeru masih belum sepenuhnya mereda. Terakhir pada Minggu (12/12/2021), masih terjadi gempa letusan dan guguran awan panas.
Gempa letusan tercatat sebanyak dua kali kejadian dengan amplitudo 20-21 mm selama 90-95 detik. Kemudian guguran sebanyak dua kali kejadian dengan amplitudo 3 mm selama 30-45 detik.
Gempa embusan tercatat sebanyak 10 kejadian dengan amplitudo 3-7 mm selama 35-80 detik. Lalu, aktivitas kegempaan tektonik lokal tercatat sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm.
Sejauh ini, masyarakat masih direkomendasikan korban erupsi Gunung Semeru untuk mengungsi dan menjauhi zona aliran lahar dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan.