Tugujatim.id – Jumlah closing yang banyak menandakan sales pipeline berjalan dengan lancar. Ini juga menunjukkan bahwa bisnis bertumbuh dengan signifikan. Sales pipeline yang berjalan dengan lancar juga mengartikan bahwa bisnis telah mengelola leads dengan baik.
Namun, apakah hal-hal tersebut dapat terjadi semudah membalik telapak tangan? Tentu tidak, berikut ini 5 strategi mengelola sales pipeline agar alur penjualan berjalan dengan efektif.
Strategi 1: Mengenali dan Mengkualifikasi Prospek
Strategi ini merupakan strategi tahap awal yang dapat menentukan kelancaran pipeline hingga akhir. Mengenali dan memahami prospek yang potensial dapat membantu tim untuk mempersingkat alur penjualan. Hal tersebut dikarenakan prospek yang potensial akan merasa relevan dengan produk yang kamu pasarkan.
Prospek potensial dapat dianalisa menggunakan data, berikut ini cara mengidentifikasi prospek potensial.
Cara Mengidentifikasi Prospek yang Potensial
Prospek yang potensial dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti: keadaan demografi, geografis, psikografi, hingga perilaku belanja. Sumber leads juga menjadi faktor lain apakah prospek relevan atau tidak. Semakin relevan prospek dengan target pasar maka kesempatan untuk konversi juga semakin besar.
Saat ini mengidentifikasi prospek potensial dapat dilakukan dengan mudah menggunakan data yang akurat. Data prospek yang masuk kemudian akan dianalisis agar membentuk sebuah pola yang telah ditentukan.
Tips Mengkualifikasi Prospek dengan Cepat dan Efektif
Setelah teridentifikasi, prospek akan diklasifikasi berdasarkan beberapa kriteria, seperti budget, authority, need, dan timing. Berdasarkan kriteria tersebut prospek akan menunjukkan skor tingkat relevansi mereka dengan target pasar.
Prospek yang lolos dalam kualifikasi prospek dapat dianggap sebagai calon pelanggan potensial, dan tim dapat memindahkan prospek tersebut ke proses selanjutnya yang ada dalam sales pipeline.
Strategi 2: Membangun Proses Penjualan yang Sistematis
Selain leads yang berkualitas, proses penjualan juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pelanggan. Semakin panjang proses yang harus dijalani pelanggan maka kemungkinan mereka untuk membeli barang juga semakin kecil, karena pelanggan harus melalui proses pertimbangan yang panjang.
Tahapan Penting dalam Proses Penjualan
Selain itu, proses penjualan juga harus melalui tahapan yang terstruktur, hal ini untuk menjaga pelanggan tetap fokus dan tidak ragu untuk melakukan pembelian. Berikut ini-tahapan tahapan yang penting dan harus ada dalam proses penjualan.
- Prospecting: mencari calon pelanggan yang memiliki kebutuhan tinggi atas produk atau layanan yang bisnismu berikan.
- Qualification: memilah prospek untuk memastikan kesesuaian mereka dengan target pasar.
- Contacting: menghubungi prospek terpilih dan dianggap memiliki peluang konversi yang tinggi.
- Negotiation: melakukan diskusi terkait kebutuhan dan preferensi pelanggan.
- Closing: menutup proses jual-beli
- Follow-up: membangun hubungan pelanggan agar peluang pembelian kembali di masa depan tetap terbuka.
Alur penjualan yang terstruktur akan banyak membantu pelanggan dan mengurangi kebingungan. Begitu pula dengan tim penjualan, mereka jadi memiliki standar untuk menangani prospek dan menutup penjualan dengan lebih cepat.
Strategi 3: Menggunakan Teknologi untuk Memantau Sales Pipeline
Agar pergerakannya berjalan dengan lancar sales pipeline perlu dipantau. Hal ini untuk mencegah prospek yang tidak lolos kualifikasi atau berhenti di tengah pipeline menjadi hambatan bagi tim penjualan untuk mencapai target. Agar prosesnya berjalan dengan efisien, bisnis perlu menggunakan teknologi seperti CRM, agar sales pipeline dapat terpantau oleh team leader serta anggota lainnya.
CRM atau yang biasa disebut sebagai customer relationship management merupakan platform yang berguna untuk mengelola interaksi pelanggan dengan bisnis. Beberapa platform CRM tidak hanya menawarkan alat pemasaran dan dasbor analisis saja, tapi juga mengotomatisasi pergerakan lead saat melewati pipeline penjualan.
Fitur otomatisasi pada CRM juga dapat melancarkan tugas yang perlu dilakukan oleh tim penjualan dalam mengelola leads, seperti mengirimkan pesan follow up atau penjadwalan janji temu.
Strategi 4: Memprioritaskan Prospek Berdasarkan Potensi Closing
Memprioritaskan prospek berdasarkan potensi mereka juga dapat menjadi langkah yang tepat untuk meningkatkan jumlah closing. Karena prospek potensial memiliki peluang konversi yang tinggi dan dapat memperkecil segmentasi tim penjualan dalam mengatur strategi.
Untuk membuat tim penjualan tetap fokus dengan prospek potensial, bisnis dapat menetapkan standar pada proses penjualan. Misalnya, menetapkan waktu khusus setiap hari untuk fokus pada prospek yang paling berkualitas atau mengotomatisasikan tugas follow-up untuk pelanggan tertentu.
Dengan memprioritaskan pelanggan berdasarkan potensi closing melalui sales pipeline, sehingga tim penjualan dapat mencapai target secara efektif.
Strategi 5: Mengoptimalkan Komunikasi dan Follow-Up
Tingkat closing rate dapat meningkat dengan adanya komunikasi dan follow-up secara berkala. Komunikasi nantinya akan menjadi jembatan bagi bisnis untuk membangun hubungan bisnis yang baik. Selanjutnya, bisnis juga perlu memelihara hubungan tersebut agar dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk memelihara hubungan yang baik dan bertahan lama, bisnis perlu melakukan hal-hal berikut:
- Membangun kepercayaan, dengan memberikan informasi yang transparan dan jujur.
- Terlibat dengan prospek sekalipun mereka belum menunjukkan kesiapan transaksi.
- Selalu menepati janji dengan menunjukkan komitmen tindak lanjut penyelesaian.
- Menunjukkan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
Tips Follow-Up yang Efektif untuk Meningkatkan Closing Rate
Follow-up merupakan tindakan lanjut yang dapat mendorong pelanggan untuk melakukan sesuatu sesuai harapan penjual. Jika dilakukan dengan efektif, bisnis dapat membangun hubungan jangka panjang dan bahkan meningkatkan closing rate. Berikut ini tips follow-up yang efektif untuk meningkatkan closing rate.
- Menyesuaikan pesan follow-up dengan perilaku dan kebutuhan prospek, sebutkan detail yang relevan dengan mereka untuk meningkatkan keterlibatan.
- Lakukan follow-up di waktu yang tepat, hindari menghubungi prospek terlalu sering dalam jangka waktu yang berdekatan.
- Gunakan beberapa saluran pemasaran agar tetap terhubung dengan prospek.
- Sisipkan informasi yang relevan dan edukatif kepada pelanggan saat mengirimkan pesan follow-up.
- Gunakan CRM untuk melacak interaksi dan strategi follow-up.
Meningkatkan Closing dengan Pengelolaan Sales Pipeline yang Tepat
Dengan mengimplementasikan lima strategi di atas, bisnis dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mengelola sales pipeline agar jumlah closing kian meningkat. Dengan pendekatan yang terstruktur dan berbasis data, serta komitmen untuk terus memperbaiki proses, bisnis dapat mencapai hasil penjualan yang lebih baik dan membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Mengelola sales pipeline secara efektif tidak hanya membantu mencapai target penjualan, tetapi juga memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Editor: Darmadi Sasongko