BOJONEGORO, Tugujatim.id – Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro mencatat, sebanyak 643 kasus PMK ditemukan pada sapi ternak. Dan ada 4 ekor sapi di antaranya terdata mati.
Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro Bambang Sutopo menyebut, kasus PMK kali pertama tercatat pada 14 Mei 2022. Hingga 7 Juni 2022, penyakit yang disebabkan virus tersebut telah menjangkiti 643 sapi di Bojonegoro, meliputi 137 desa di 27 kecamatan.
“Kasus PMK terbanyak masih di Kecamatan Gayam,” ujarnya kepada Tugu Jatim pada Kamis (09/06/2022).
Bambang melanjutkan, dari jumlah tersebut, 119 ekor dinyatakan sembuh. Sementara 4 ekor mati berada di Kecamayan Gayam 1, Kecamatan Sukosewu, Kecamatan Margomulyo, dan Kecamatan Kalitidu.
Untuk mencegah penularan semakin meluas, Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro telah melakukan penyemprotan desinfektan di pasar hewan yang bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi maupun kabupaten.
Selain itu, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro juga bekerja sama dengan forkopimda melakukan penyekatan keluar masuk hewan ternak yang dilakukan di 5 titik. Yaitu, Pos Bayeman Baureno, Pos Dishub Banjarsari, Cek Poin Padangan, Pos Watujago Margomulyo, dan Terminal Betek.
“Mulai 3 Mei 2022, sapi yang dari luar tidak bisa masuk Bojonegoro, atau yang dari Bojonegoro tidak bisa keluar. Jika mendesak, pelaku perjalanan harus menunjukkan dokumen surat keterangan kesehatan hewan yang dikeluarkan dinas peternakan,” tegasnya.
Bambang melanjutkan, petugas juga telah meminta para peternak untuk melakukan penyemprotan desinfektan sebelum membersihkan kandang sapi yang terjangkit kasus PMK. Hal ini ditakutkan air dari kandang tersebut menyebar ke sapi-sapi yang lain.
“Jadi peternak harus membersihkan dengan penyemprotan desinfektan, takutnya sapi lain yang masih sehat bisa tertular dari media air mengalir bekas sapi yang terjangkit PMK sebelumnya,” terang Bambang.
Dia melanjutkan, PMK dapat menular ke sapi lain dengan cara kontak langsung (antara hewan yang tertular dengan hewan rentan melalui droplet, leleran hidung, serpihan kulit, kontak tidak langsung melalui vektor hidup yakni terbawa oleh manusia). Untuk manusia bisa membawa virus ini melalui sepatu, tangan, atau pakaian yang terkontaminasi.
Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui kontak tidak langsung melalui bukan vektor hidup (terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang dan lain-lainnya).
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro juga telah melakukan pengobatan dengan memberikan antibiotik, antiseptik, analbesik, dan analgesik kepada sapi terjangkit.
“Hingga saat ini belum ada laporan lain selain terjangkit pada sapi. Belum ada laporan PMK yang menular ke domba maupun kambing,” tuturnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim