9 Alasan Beralih ke TV Digital, Nomer 8 Internetan Semakin Asyik

Herlianto A

News

Ilustrasi TV digital
Ilustrasi TV digital. (Foto: Pinterets)

Tugujatim.id – Migrasi TV analog ke TV digital atau Analog Switch Off (ASO) terus berjalan. Program digitalisasi televisi yang dicanangkan pemerintah ini telah direalisasikan untuk tahap pertama pada 30 April 2022 lalu. Penghentian siaran analog di tahap ini sukses dilakukan pada tiga provinsi di 8 kabupaten/kota.

Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan merealisasikan tahap dua pada 25 Agustus 2022 mendatang. Direncanakan penghentian siaran TV analog pada tahap ini dilakukan pada 31 wilayah di 109 kabupaten/Kota. Sementara pada 2 November 2022 mendatang semua siaran TV analog di seluruh Indonesia akan diberhentikan.

Lalu mengapa pemerintah menghentikan siaran analog dan beralih pada digital? Berikut 9 alasan mengapa harus beralih ke TV digital.

1. Efisiensi untuk Pemerataan Internet

Staf ahli Menkominfo, Prof Dr Henry Subiakto, mengatakan bahwa migrasi dari TV analog ke digital menghemat banyak frekuensi. Bila televisi berbasis analog untuk satu saluran menggunakan 8 MHz frekuensi. Maka jumlah frekuensi ini jika dialihkan pada TV digital akan digunakan oleh 9 hingga 11 saluran televisi.

Sisa frekuensi ini bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas internet. Sehingga internet pada HP tidak buffering saat mendownload atau mengupload sesuatu. Selain itu, lanjut Prof Henry Subiakto, sisa frekuensi itu juga bisa digunakan untuk pemerataan layanan internet bagi warga Indonesia. Saat ini masih ada sebanyak 12.500 desa di Indonesia yang belum tersentuh oleh internet.

2. Meningkatkan Lapagan Kerja

Masih kata Prof Henry Subiakto, hidupnya TV digital juga akan berdampak pada meningkatnya lapangan kerja. Pasalnya, di era TV digital akan ada banyak kanal-kanal yang mucul dan ini akan menjadi kegiatan usaha. Konten kreator akan memeroleh fasilitas internet yang lebih baik, begitu juga dengan usaha-usaha di bidang digital lainnya.

Menurut guru besar Universitas Airlangga tersebut, setidaknya akan muncul sebanyak 181 ribu penambahan kegiatan usaha baru di era digitalisasi ini. Data ini berdasarkan riset yang dilakukan Buston Consulting Group pada tahun 2017 lalu.

3. Menambah Pendapatan Negara

Migrasi ke TV digital menyisakan frekuensi yang ditinggalkan oleh TV analog atau digital deviden. Sisa frekuensi ini akan menghasilkan pendapatan bagi negara, karena dipakai untuk teknologi digital yang sewanya akan masuk ke negara. Ini yang disebut pendapatan negara bukan pajak.

Lebih-lebih, menurut Prof Henry Subiakto, sewa frekuensi untuk televisi itu sangat murah dibanding sewa untuk HP, internet, dan telekomunikasi lainnya. Pendapatan negara bisa meningkat hingga 20 kali lipat dari sektor ini. Negara bisa menerima pendapatan hingga Rp 161 triliun.

4. Bisa Menikmati Banyak Channel

TV digital memungkinkan lahirnya banyak channel. Para konten kreator tidak terlalu sulit untuk membuat channel sendiri. Biaya yang harus dikeluarkan tidak mahal lantaran tidak perlu memiliki multipleks atau pemancar sendiri, cukup sewa pada pemancar yang ada.
Diperkirakan akan muncul ratusan channel televisi baru yang bisa dinikmati oleh masyarakat ketika semua telah beralih pada digital.

Saat ini di beberapa daerah sudah bisa menikmati beragam channel di TV digital. Misalnya, di Kota Malang. Dengan TV analog hanya ada sekitar 12 channel yang bisa ditonton. Tetapi dengan TV digital saat ini warga Kota Malang bisa menikmati hingga 23 channel.

5. Kualitas Gambar dan Suara Jernih

Alasan lainnya adalah dari sisi kualitas gambar dan suara yang jernih. TV analog seringkali gambarnya buram atau “banyak semutnya”, kemudian suaranya juga tidak jernih. Pada TV digital semua gangguan itu tidak ada lagi, gambarnya stabil dan tidak bergerak-gerak. Persis seperti nonton TV kabel atau YouTube.

Hal ini terjadi karena siaran TV analog ditransmisikan dari gelombang AM untuk video dan gelombang FM untuk audio. Sementara TV digital menggunakan transmisi sinyal dalam bentuk format “bit” atau data informasi, sehingga video dan audio pada TV digital jernih.

6. Tidak berbayar

Meski kualitas gambar seperti TV kabel atau TV berbayar. Namun TV digital tidak dikenakan biaya sepeserpun alias gratis. Bahkan tidak perlu internet dan tidak perlu kuota. Hanya saja bagi Anda yang televisinya masih analog perlu menyediakan Set Top Box (STB) yaitu alat penangkap sinyal digital. Harganya relatif murah antara antara Rp 190 ribu hingga Rp 200 ribu.

Bila TV Anda analog tidak pelu ganti TV. Jenis TV tabungpun masih bisa menerima sinyal digital bila dipasang STB. Bagi Anda yang merasa tidak mampu membeli STB, pemerintah dan penyedia multipleksing telah menyediakan STB Gratis sebanyak 5,3 juta unit.

7. Siaran Didital Tahan Cuaca Buruk

Tak kalah pentingnya TV digital tidak mudah terganggu oleh cuaca buruk atau angin kencang. Sinyal digital stabil dibanding analog. Siaran analog bergantung pada cuaca yang terjadi di luar rumah, bila hujan deras dan angin kecang otomatis TV analog akan terganggu.

Pada TV digital gangguan cuaca dapat diatasi sehingga meski di luar hujan dan berangin, Anda tetap bisa menikmati siaran televisi di dalam rumah.

8. Internet 5G Lebih Cepat

Migrasi ke TV digital juga berdampak pada maksimalisasi sinyal internet 5G. Hal ini karena sebagaimana dikutip dari telset.id, sinyal TV analog membutuhkan pita frekuensi 328 MHz. Ketika beralih ke digital maka akan menyisakan 112 MHz. Sisa ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan sinyal internet. Artinya, sinyal internet tidak lagi buffering dan semakin asyik browsing di HP.

Saat ini sudah ada beberapa operator yang menyediakan koneksi 5G, misalnya Telkomsel, Indosat Ooredoo dan XL Axiata.

9. Industri Televisi yang Adil

TV digital menyediakan panggung yang adil bagi para indutsri televisi. Hal ini karena, perusahaan TV swasta dapat menjangkau penonton seluruh Indonesia. Selama ini siaran terluas dimiliki oleh TVRI, tetapi dengan TV digital semua berkesempatan untuk memberikan siaran terbaik bagi seluruh Indonesia.
Demikialah 9 alasan mengapa harus beralih ke TV digital.

 

 


Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim

 

 

Popular Post

Mengusahakan Pertolongan Ilahi.

Kisah Hidup Pendiri Wardah Resmi Tayang di YouTube, Ini Sinopsis Film “Mengusahakan Pertolongan Ilahi”

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Kisah hidup Nurhayati Subakat, sosok di balik kesuksesan PT Paragon Technology and Innovation, hadir dalam film bertajuk ...

Ansor Kota Malang.

PC GP Ansor Kota Malang Terima CSR Tugu Malang ID dan Times Indonesia, Tingkatkan Kader Melek Digital

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Malang menerima bantuan dana corporate social responsibility (CSR) dari ...

Khofifah.

Khofifah-Emil Silaturahmi ke Rumah Jokowi usai Retreat di Magelang, Ini Isi Petuahnya!

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur dan Wakil Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak usai mengikuti retreat di Magelang, Jawa Tengah, ...

Pelaku mutilasi wanita asal Blitar.

Update! Pelaku Mutilasi Wanita asal Blitar dalam Koper Merah: Mulai Menyesal, Kerap Menangis saat Ingat Anak

Dwi Linda

SURABAYA, Tugujatim.id – Rohmat Tri Hartanto alias Antok, 33, pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah, 29, seorang sales promotion girl ...

Mudik gratis 2025.

Tak Ada Mudik Gratis 2025, Dishub Kota Malang Fokus Bangun Lahan Parkir di Kayutangan Heritage

Dwi Linda

MALANG, Tugujatim.id – Kabar kurang menggembirakan datang dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang. Pihaknya memastikan tidak menyediakan mudik gratis 2025 ...

Tempuran Mojokerto.

Kurang dari Setahun, Tempuran Mojokerto Terendam Banjir Tiga Kali

Dwi Linda

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Wilayah Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kembali terkena banjir luapan pada Jumat (28/02/2025). Banjir luapan di ...