LUMAJANG, Tugujatim.id – Gunung Semeru dilaporkan kembali memuntahkan awan panas guguran tebal atau wedus gembel di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Minggu (04/12/202) dini hari, sekitar pukul 02.46 WIB.
Erupsi kali ini terjadi tepat satu tahun sejak bencana letusan Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 yang memakan korban jiwa 51 orang.
Berdasarkan data Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Semeru memuntahkan awan panas guguran hingga setinggi 5,1 Km di atas permukaan laut. Awan panas guguran tersebut cenderung akan mengarah ke wilayah tenggara dan selatan sejauh radius 7 Km dari puncak atau kawah Jonggring Saloko.

“Pada malam hari tadi teramati ada sinar api. Untuk gunung masih terlihat jelas, tapi kawah tidak teramati,” ujar petugas PVMBG, Mukdas Sofian.
Sejak tengah malam hingga pukul 06.00 WIB, tercatat sudah ada delapan kali letusan di Gunung Semeru. Dengan durasi tiap letusan antara 65-120 detik dan amplitudo sekitar 18-22 mm.
Kini, status Gunung Semeru naik menjadi level III atau siaga. Warga dihimbau tidak melakukan aktivitas sejauh radius sejauh 13 km dari puncak Semeru, terutama di sektor tenggara di sepanjang sungai Besuk Kobokan, Kabupaten Lumajang. “Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan,” imbaunya.
Warga Lumajang juga diimbau waspada potensi guguran lava atau lahar di sepanjang aliran sungai lembah yang berhulu di puncak gunung api, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar dari kawah Gunung Semeru sejauh 17 KM.
“Termasuk aliran sungai Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya.