TUBAN, Tugujatim.id – PT Semen Indonesia SIG (GHoPo) Tuban kembali menggelontorkan dana sosial atau CSR dari perusahaan untuk warga sekitar ring satu. Dana CSR SIG GHoPO Tuban tersebut diberikan melalui Forum Masyarakat Kokoh (FMK) yang didirikan di 26 desa sejak 2015 oleh perusahaan untuk mengawal program sosialnya.
Setidaknya capaian implementasi CSR SIG Tuban melalui FMK sejak 2017 -2022, total realisasi anggarannya sekitar Rp1.598.900.000. Sebanyak 55 persen atau Rp879.159.000 diperuntukkan untuk pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan untuk peningkatan kapasitas dengan enam program Rp110.331.000 atau 7 persen. Sementara infrastrukur sekitar 34 persen atau Rp542.475.000 dan kariatif sekitar Rp66.955.000 atau 4 persen. Salah satu yang menerima manfaat dari dana sosial ini adalah Desa Sugihan lewat FMK Amanah.
Community Development Officer SIG GhoPO Tuban Siswanto mengatakan, sejumlah program pemberdayaan telah diberikan oleh perusahaan kepada kelompok masyarakatsdi desa setempat seperti kuliner yang saat ini sudah berkembang hingga tembus Rp80 juta per bulan. Kemudian wisata kebun kelengkeng yang dikelola pokdarwis, toko pertanian, serta masih banyak lagi yang lainnya.
“Kebun kelengkeng yang dikelola pokdarwis akan kami dorong untuk branding-nya. Sebab, ini sudah terkenal hingga nasional. Eman. Sebab, dampak perekonomian kemasyarakat juga akan besar,” ucap Siswanto pada Selasa (14/02/2023).
Dia juga menyampaikan banyak terima kasih kepada FMK Amanah yang telah menggelar acara ini. Menurut dia, evaluasi kinerja enam tahun FMK ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan program CSR hingga saat ini. Apakah ada yang merah, kuning, atau hijau.
“Alhamdulillah, di Desa Sugihan sudah ada pengembangan dari agrowisata kebun kelengkeng dan ruang pertemuan dan beberapa kegiatan lainnya,” terang Siswanto.

Selanjutnya, evaluasi ini dilakukan juga dalam rangka bentuk transparansi program dari FMK. Sebab, dalam pelaksanaan program ini anggaran tidak diberikan dalam bentuk uang, tapi bentuk program yang anggarannya langsung dikirim ke rekening FMK yang diteruskan ke Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) penerima program manfaat.
“Selain itu, ini juga sebagai bahan perbaikan program ke depan. Kalau tahun lalu ada program yang tidak layak untuk diteruskan, ya sudah program itu tidak usah diteruskan lagi. Namun, kalau ada program yang masih berjalan dan perlu di-support lagi ya kamu support,” imbuh Siswanto.
Dia juga meminta dukungan kepada masyarakat, khususnya ring satu, agar perusahaan SIG GhoPO Tuban diberikan keberkahan kejayaan di tengah persaingan perusahaan semen yang semakin banyak.
Sementara itu, Kepala Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, Tuban, Warsito Zito mengucapkan terima kasih kepada perusahaan yang telah menunaikan kewajibannya dalam mengembangkan wilayah di ring satunya agar bisa maju dan mandiri.
Zito, sapaan akrabnya, program CSR SIG GhoPO Tuban lewat FMK dimulai 2015 yang dikelola dengan kelembagaan. Ini menjadi solusi yang sudah berjalan dalam mengawal program CSR. FMK diharapkan bisa menjembatani aspirasi masyarakat ke perusahaan yang ada. Sebab, jika itu diserahkan ke pemerintahan desa akan tidak maksimalkan karena urusan permasalahan di desa itu kompleks sehingga harus ada lembaga yang menanganinya.
Meski begitu, pihaknya berharap kepada masyarakat agar tidak kecanduan dengan program CSR yang diberikan. Sebab, pada dasarnya CSR itu sebagai stimulan untuk berdaya dan mandiri di segala bidang, baik pendidikan, SDM, maupun perekonomian.
“Jangan sampai terkesan ketergantungan masyarakat kepada perusahaan. Kami doakan sama mudahan-mudahan selalu survive dan maju sebagai perusahaan milik negara yang bisa berdampak ke pemasukan negara,” ucapnya.
Mantan aktivis PMII ini juga menyampaikan pesan kepada pokdarwis kebun kelengkeng dan masyarakat. Mengelola brand agrowisata sebenarnya sederhana, tidak terlalu rumit. Namun yang namanya merintis, tidak akan mungkin langsung mendapatkan hasil. Pasti ada halang melintang. Tapi, bisa lihat Kampung Coklat Blitar atau Kampung Matraman. Itu awal merintis juga merasakan kesulitan. Namun bisa merasakan hasilnya saat ini.
“Insyaa Allah tahun ini mendapatkan bantuan program dari SIG. Kami akan mem-branding Kebun Kelengkeng,” pesannya.