MALANG, Tugujatim.id – Bagi RSU Wajak Husada Malang, Ramadan 1444 H ini berbeda dengan Ramadan sebelumnya. Momentum yang nyaris beriringan dengan Milad ke-2 RSU Wajak Husada ini disambut dengan meriah oleh segenap hospitalia RSU Wajak Husada.
Founder RSU Wajak Husada Malang, drh Puguh Wiji Pamungkas MM mengatakan bahwa momen ini juga bagian dari rasa syukur atas diraihnya kelulusan akreditasi dengan predikat Paripurna, beberapa waktu yang lalu.
“Ada banyak agenda yang telah terjadwal selama bulan Ramadan ini, di antaranya Lomba Dai Cilik (Pildacil) dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) se-Malang raya,” ujarnya, pada Selasa (28/3/2023).

Lomba Pildacil dan MTQ untuk usia 6-12 tahun akan diselenggarakan di Puguh Foundation Hall RSU Wajak Husada, pada 15 April 2023. Adapun syarat, ketentuan, serta prosedur pendaftaran lomba bisa diikuti melalui WhatsApp 082140539869.
Di samping itu, sejak berdirinya RSU Wajak Husada, drh Puguh meniatkan diri bahwa RSU Wajak Husada harus memberikan dampak kebaikan dan kemaslahatan bagi banyak masyarakat.
“Bahkan sejak embrio rumah sakit ini dulu lahir berupa Klinik Rawat Inap tujuh tahun yang lalu, kegiatan-kegiatan sosial telah banyak kami lakukan seperti pengobatan gratis, khitan anak yatim, penyuluhan kesehatan ke pesantren dan sekolah, dan berbagai event level daerah sering kita lakukan,” ujarnya.
Kata dia, Malang sebagai salah satu daerah yang mayoritas pemeluk agamanya adalah Islam, menjadi tanggungjawab besar bagi seluruh elemen masyarakat untuk terus menyemarakan dan menggairahkan nilai-nilai keislaman di masyarakat.
“Termasuk Lomba Pildacil ini, menurut saya ini adalah langkah kongkrit untuk membangun keteladanan dan kebanggaan sebagai insan Muslim sejak kecil. Anak-anak yang masih usia sekolah dasar harus diberikan ruang peran sejak dini untuk menjadi juru bicara agamanya dengan fasih,” ucapnya.
Begitu juga dengan Lomba MTQ. “Al-Qur’an sebagai kitab suci yang kita imani harus menjadi obor penerang bagi seluruh kehidupan di mana pun berada. Anak-anak kita harus bangga dengan membaca Al-Qur’an, agar suatu kelak menjadi genarasi Rabbani,” harapnya.(ads)