PASURUAN, Tugujatim.id – Perangkat elektronik yang mengeluarkan suara pengusir tikus jadi salah satu cara sederhana untuk menangani hama. Suara yang dikeluarkan alat ini merupakan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik sendiri merupakan suara yang memiliki frekuensi sangat tinggi.
Dilansir dari laman sciencedirect, jangkauan frekuensi gelombang ultrasonic berada di atas 20 kilohertz atau 20.000 hertz. Gelombang ultrasonic berada di atas batas kemampuan pendengaran manusia yang berkisar antara 20 hertz hingga kurang dari 20.000 hertz.
Gelombang ultrasonic ini hanya bisa didengarkan oleh beberapa jenis hewan saja, seperti kelelawar, anjing, kucing, termasuk hewan pengerat seperti tikus dan sejumlah jenis serangga. Karena itu, gelombang suara ultrasonic ini dikembangkan sebagai alat pengusir tikus dan hama lainnya.
Dikutip dari jurnal penelitian Universitas Arizona berjudul “Sonic Pest Reppelent”, penggunaan suara pengusir tikus dan hama ini mulai banyak dikembangkan di Amerika sejak 1950 hingga 1960-an. Gelombang suara ultrasonic yang dihasilkan lewat perangkat elektronik secara terus menerus dinilai bisa membuat kebisingan yang didengar oleh tikus.
Tikus-tikus merasa tidak nyaman dengan suara tersebut akan pergi menjauh. Metode ini oleh sebagian orang dianggap sebagai cara yang cukup efisien dalam mengatasi hama tikus. Sebab, mereka tidak perlu ada bahan kimia berbahaya seperti halnya penggunaan racun tikus.
Cara Kerja Suara Pengusir Tikus
Alat pengusir tikus elektronik bekerja dengan cara memancarkan gelombang suara ultrasonic. Perangkat ini dirancang untuk menghasilkan suara dengan frekuensi sangat tinggi di atas 20.000 hertz sampai 65.000 hertz tergantung kemampuannya masing-masing.
Dalam jurnal penelitian dari Universitas Negeri Surabaya berjudul Study Literatur Pemanfaatan Gelombang Ultrasonik Sebagai Perangkat Pengusir Tikus, disebutkan bahwa frekuensi yang efektif untuk mengusir tikus berkisar antara 23.000 hertz hingga 50.000 hertz.
Dalam rentang frekuensi tersebut, subjek penelitian tikus terpengaruh dengan suara ultrasonic. Tikus tersebut terlihat bingung, tidak mau makan, dan juga menunjukkan perilaku berusaha menjauhi sumber gelombang suara ultrasonic.
Dampak dan Efek Samping
Meski dianggap efisien, penggunaan suara pengusir tikus juga disinyalir memiliki beberapa dampak atau efek samping. Penggunaan alat pengusir tikus elektronik ini salah satunya berpotensi punya dampak pada hewan-hewan peliharaan.
Dilansir dari laman CNET, hewan peliharaan seperti anjing bisa mendengar suara ultrasonik dengan frekuensi 45.000 hertz sementara kucing hingga 60.000 hertz. Dalam riset yang dilakukan Dr Jeremy G. Turner dari Departemen Medis dan Pharmacology, Southern Illinois University menemukan adanya efek kebisingan suara pada kesehatan hewan. Disebutkan bahwa kebisingan suara dalam frekuensi tinggi memengaruhi siklus jantung, tidur, dan senyawa endokrin pada hewan sehingga lebih rentan mengalami kejang-kejang. Selain itu, penggunaan gelombang ultrasonik sebagai suara pengusir tikus dalam jangka panjang juga disinyalir berdampak pada kesehatan manusia.
Melansir dari laman berita dailymail, Tim Leighton, peneliti dari Southampton University mengatakan bahwa polusi gelombang suara ultrasonik mempunyai kemungkinan mengganggu sensor keseimbangan halus di telinga. Suara ultrasonik juga disinyalir bisa berdampak pada otak dengan gejala pusing dan migrain seperti saat mengalami mabuk laut.
Apa Benar Efektif?
Efektivitas penggunaan suara pengusir tikus masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Para produsen pembuat alat pengusir tikus elektronik mengklaim gelombang suara ultrasonic bisa efektif mengusir hewan pengerat dan hama serangga lainnya.
Argumen para produsen berangkat dari teori bahwa gelombang suara dengan frekuensi tinggi atau ultrasonik hanya bisa didengar oleh beberapa hewan saja, salah satunya tikus. Karena itu, mereka mengklaim alatnya bisa mengeluarkan suara ultrasonik yang membuat kebisingan yang didengar oleh hewan pengerat tanpa mengganggu manusia.
Dilansir dari laman MCGill, peneliti dari Office Science and Society MC Gill University Cassandra Lee menyatakan bahwa suara pengusir tikus hanya masuk akal secara teori, namun belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan efektivitasnya.
Meski beberapa orang mengaku bahwa hama tikus terlihat berkurang setelah menggunakan alat pengusir tikus elektronik, namun hal tersebut disinyalir tidak dalam jangka waktu lama. Tikus dan hewan pengerat lainnya cenderung memiliki sifat mudah beradaptasi. Pada awalnya, mungkin tikus akan terganggu dengan suara ultrasonic, namun makin lama mereka bisa terbiasa dengan kebisingan tersebut.