SURABAYA, Tugujatim.id – Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) meminta pada produsen popok sekali pakai untuk sediakan pengumpulan sampah popok, lantaran pemakaian popok meningkat sangat tinggi sejak 15 tahun lalu. Tak hanya itu, Prigi Arisandi Ketua Ecoton menyampaikan sampah popok bayi mengandung senyawa pengganggu hormon.
“Brigade Evakuasi Popok (BEP, red) Ecoton menemukan tumpukan sampah popok di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kota Malang. Popok mengandung senyawa dioksis, ftalat, tributitlin, senyawa pengganggu hormon yang menyerupai estrogen,” terang Prigi secara daring, Senin (30/03/2021) siang.
Selain itu, Prigi menjelaskan, Ecoton menemukan fakta-fakta di lapangan terkait sampah popok. Pertama, produksi sampah popok sangat banyak tapi belum ada upaya produsen menangani sampah popok secara sistematis. Kedua, Sungai Menjadi Tempat pembuangan popok dan Jembatan menjadi lokasi favorit pembuangan sampah popok.
Ecoton Sebut Sampah Popok Baru Bisa Terurai setelah 400 Tahun
“Kemudian, popok sekali pakai juga membutuhkan waktu sekitar 400 tahun untuk terurai dan mengandung bahan kimia beracun. Akibatnya bisa menyebabkan penurunan fertilitas anak ketika dewasa dan kanker,” imbuhnya.
Data BPS 2013 menyebutkan ada 750.000 Batita di DAS Brantas, jelas Prigi, hasil survei Ecoton menemukan 90% bayi menggunakan popok sekali pakai dan hanya 10% bayi yang menggunakan popok kain dan latihan tatur.
“Setiap hari bayi menggunakan 4-9 lembar popok yang berarti dihasilkan lebih dari 3 juta lembar sampah popok perhari dan diperkirakan 1,2 juta lembar sampah popok dibuang ke sungai,” bebernya.
Menurut Undang-undang Pengelolaan sampah Nomor 18/2008, ucap Prigi, sampah popok merupakan sampah residu yang tidak bisa didaur ulang dan harus diproses di Tempat Pembuangan akhir (TPA).
Sedangkan untuk tumpukan sampah bercampur popok banyak ditemukan di jembatan-jembatan Sungai Brantas, yaitu Jembatan Kutho Bedah Muharto Kota Malang; Jembatan Kali Metro Kota Malang; Jembatan Kelurahan Sisir Kota Batu; Jembatan Ploso Jombang; Jembatan Padangan dan Jembatan Padangan Kota Mojokerto; Jembatan Karangpilang dan Jembatan Sepanjang.
Dalam momen yang sama, Prigi menyampaikan desakan Ecoton pada produsen popok di Indonesia, meliputi penyediaan kontainer khusus sampah popok, pembersihan hingga pengangkutan sampah popok di Sungai Brantas, pemasangan papan informasi pelarangan pembuangan sampah popok.
“Perlu disampaikan juga bahwa perlu mencantumkan instruksi cara pembersihan popok dari kotoran sebelum dibuang ke tempat sampah. Serta rencana redesain produk popok agar mudah didaur ulang,” pungkasnya. (Rangga Aji/gg)