MALANG, Tugujatim.id – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) perlu mengoptimalkan potensi para alumnusnya dan melibatkan mereka guna mengakselerasi pencapaian visi menuju world class university. Pakar komunikasi dan motivator kondang Dr Aqua Dwipayana mengemukakan hal itu dalam percakapan dengan Tugujatim.id pada Selasa (30/03/2021). Alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UMM angkatan 1988 itu menanggapi pencapaian almamaternya itu sebagai kampus Islam terbaik 2020/2021 versi UniRank, lembaga pemeringkat perguruan tinggi dunia. Universitas di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah di Jawa Timur itu telah mencanangkan program internasionalisasi UMM agar menjadi kampus kelas dunia (world class university).
Aqua yakin prestasi yang diraih tersebut sebagai buah kerja keras seluruh civitas academica UMM.
“Saya bersyukur almamater saya mendapat peringkat terbaik di dunia. Ini luar biasa, tidak mudah mencapainya. Saya yakin ini hasil kerja keras semua pihak di UMM, mulai dari rektor, dekan, pegawai, dan mahasiswa,” kata Aqua.

Doktor pertama alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UMM angkatan 1988 itu mengingatkan agar UMM mengoptimalkan potensi para alumnusnya yang bertebaran dan berkarir di berbagai tempat dan lembaga, baik pemerintahan maupun swasta, daerah, nasional, maupun internasional. Pria berdarah Minangkabau yang lahir dan besar di Pematang Siantar, Sumatera Utara, itu yakin optimalisasi potensi para alumnus dan pelibatan mereka itu akan sangat bermanfaat dalam upaya manajemen untuk mempertahankan prestasi tersebut dan mewujudkan visi menjadi kampus kelas dunia.
Potensi Alumni UMM
Aqua juga berharap, UMM mampu mempertahankan pencapaian terbaiknya itu dengan terus meningkatkan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik bidang akademis, penelitian-pengembangan, dan pengabdian masyarakat.
“Saya ingin menekankan lagi bahwa UMM punya potensi yang sampai hari ini belum digarap. Yaitu, mengoptimalkan potensi para alumnusnya,” kata lelaki kelahiran 23 Januari 1970 itu.
Mantan wartawan yang menelurkan buku best seller Trilogi The Power of Silaturahim itu mengaku sudah ribuan kali tampil sebagai pembicara tunggal dalam sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi. Ayah dua anak itu telah tampil di hadapan lebih dari 100-an ribu audiens di seluruh Indonesia dan puluhan negara.
Dia mengatakan, sekali tampil dirinya mematok tarif Rp 60 juta untuk durasi minimal dua jam. Uniknya, khusus untuk lingkungan TNI-Polri, Aqua justru tidak memungut bayaran. Menurut dia, hal itu sebagai wujud bakti pada negara mengingat TNI-Polri merupakan dua institusi yang menjadi tulang punggung penopang tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya menyarankan pada Rektor UMM supaya mulai mengoptimalkan alumni UMM. Saya misalnya sebagai motivator, terus terang saja belum maksimal untuk dioptimalkan oleh UMM. Justru dari perguruan tinggi lain yang mengoptimalkan saya, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB); Universitas Indonesia (UI) Depok Jawa Barat; Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat; Universitas Andalas (Padang, Sumatera Barat); dan kampus-kampus lainnya,” ujar doktor Ilmu Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi (Filkom) Unpad ini.
Menurut Aqua, para alumnus perlu diajak turut berkontribusi membesarkan dan memajukan almamaternya. Dia menyarankan, jurusan dan fakultas mengambil inisiatif merangkul para alumnus karena dengan dua unit, mereka biasanya punya ikatan emosional.
“Bagaimana para alumnus disadarkan dan diajak untuk bisa berkontribusi lebih terhadap almamaternya, terutama kalau memungkinkan buat jurusan dan fakultas, karena alumni punya ikatan yang kuat dengan jurusan dan fakultasnya,” tuturnya.
Dia yakin para alumnus UMM bersedia meluangkan waktu demi memajukan almamater mereka.
“Kalau alumni diajak secara baik-baik dan ditunjukkan potensi yang bisa di-share (dibagikan, red), pasti mereka mau. Yang tidak kalah penting, tantangan untuk UMM bagaimana menghasilkan sarjana S-1, S-2, dan S-3 yang berkualitas sehingga dapat diserap pasar,” ujarnya.
Aqua berpendapat, apalah artinya UMM meraih predikat kampus Islam terbaik dunia versi UniRank apabila lulusannya belum terserap lapangan pekerjaan secara optimal.
“Karena pada akhirnya, predikat sebagai perguruan tinggi terbaik dunia punya arti signifikan manakala para alumnusnya dapat mampu bersaing dan diterima kerja,” ujarnya. (Rangga Aji/Nurcholis/ln)